REPUBLIKA.CO.ID, oleh Deddy Darmawan Nasution, Dessy Suciati Saputri
Cadangan stok beras di Badan Urusan Logistik (Bulog) kian menipis. Padahal dalam rapat dengan DPR pada akhir November lalu, Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan siap menyediakan beras sebanyak 600 ribu ton dalam enam hari untuk Bulog.
Badan Pangan Nasional (NFA) mencatat total cadangan beras Bulog (CBP) saat ini hanya tersisa 494,2 ribu ton. Sementara, operasi pasar Bulog mesti terus dilakukan untuk meredam gejolak harga di akhir tahun.
Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, memerinci cadangan beras pemerintah yang digunakan untuk operasi pasar hanya 295,3 ribu ton. Sedangkan, sisa 198,8 ribu ton merupakan beras komersial.
Lantaran stok cadangan beras untuk operasi pasar kian menipis, pemerintah akan mengkonversi stok beras komersial di Bulog untuk operasi pasar. "Kami sudah bersurat untuk mendorong stok komersial itu bisa dikonversi menjadi CBP sehinga bisa melakukan intervensi," kata Arief dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR, Rabu (7/12/2022).
Menurut Arief, tren operasi pasar beras sejak Agustus memang cukup besar yakni mencapai 150 ribu ton hingga 200 ribu ton per bulan dari sebelumnya di kisaran kurang dari 50 ribu ton. Adapun, per 5 Desember volume operasi pasar sudah mencapai 32 ribu ton.
Ketua Komisi IV, Sudin, lantas mempertanyakan janji Kementan yang akan menyediakan beras sebanyak 600 ribu ton dalam enam hari untuk Bulog. Itu berdasarkan kesepakatan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada 23 November 2022 lalu.
"Berarti yang anda katakan (Kementerian Pertanian) ini tidak valid. Waktu itu saya berikan ke Direktur Jenderal Tanaman Pangan anda maunya (janji) apa," katanya.
Menjawab Sudin, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Suwandi bersikukuh data 600 ribu ton beras itu tersedia dan telah divalidasi ke 2.200 penggilingan. Ia menuturkan, telah memastikan kepada setiap penggilingan stok serta rencana giling hingga akhir Desember sehingga diperoleh total data sebanyak 600 ribu ton.