Rabu 07 Dec 2022 21:35 WIB

Pertemuan Indonesia-Pasifik Hasilkan Bali Messages  

Bali Messages berisi komitmen RI dan negara Pasifik untuk tingkatkan kemitraan.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi di Indonesia Pacific Forum Develompemnt (IPFD) di Bali, Rabu (7/12/2022) .
Foto: Kemenlu RI
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi di Indonesia Pacific Forum Develompemnt (IPFD) di Bali, Rabu (7/12/2022) .

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG, BALI - Forum Indonesia Pasifik untuk Pembangunan/Indonesia-Pacific Forum for Development (IPFD) menghasilkan Bali Message on Development Cooperation in the Pacific. Ini berisi komitmen Indonesia dan negara Pasifik untuk meningkatkan kemitraan.

"Bali Messages meneguhkan komitmen Indonesia untuk mengimplementasikan secara konkret visi Pacific Elevation melalui bantuan teknis dan bantuan pembangunan yang lebih intensif," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi setelah menghadiri IPFD hari pertama, Rabu (7/12/2022).

Pacific elevation adalah konsep yang secara sederhana dapat dimaknai sebagai upaya Indonesia secara berkelanjutan untuk meningkatkan dan semakin mengokohkan persahabatan dan kemitraan dengan berbagai mitranya di kawasan Pasifik. Selama ini, Indonesia melakukan kerja sama pembangunan ke negara-negara Pasifik.

Retno mencatat selama periode 1999-2021 Indonesia telah memberikan 211 bantuan teknis dan pembangunan yang melibatkan sekitar 1.900 peserta dari negara-negara Pasifik. Bantuan tersebut diberikan secara tailor-made, menyesuaikan dengan keperluan negara-negara penerima, sehingga ada ownership dari partner, negara-negara Pasifik.

"IPFD ini nantinya akan berfungsi sebagai platform kerja sama yang terlembagakan antara Indonesia dengan Pasifik," ujarnya.

Retno mengatakan sudah ada beberapa program yang telah dilakukan sesuai dengan Bali Messages, diantaranya di bidang ketahanan pangan. Indonesia baru saja memberikan pelatihan perikanan bekerja sama dengan Melanesian Spearhead Group (MSG).

"Kemarin saya bertemu dengan Dirjen MSG yang baru kembali dari Ambon dan MSG sangat mengapresiasi pelatihan perikanan yang diberikan Indonesia kepada MSG," tutur Retno.

Indonesia juga akan membangun Regional Agriculture Training Center atau pusat pelatihan untuk pertanian di kawasan yang berpusat di Fiji untuk memperkuat ketahanan pangan di kawasan Pasifik. Sementara itu bidang kesehatan, Indonesia juga memulai pembangunan rumah sakit di Kepulauan Solomon.

"Kedepan, Indonesia akan mempererat kerja sama perdagangan dan investasi dengan fokus pada pembangunan UMKM serta Indonesia juga akan meningkatkan pemberian beasiswa bagi mahasiswa-mahasiswa dari negara Pasifik," kata Retno.

Retno mengatakan peluang IPFD juga bisa dijadikan tempat untuk pengembangan kerja sama trilateral untuk Pasifik. Seperti sudah berjalan sejauh ini, ada komitmen kerja sama trilateral diantaranya dari Australia, Jepang dan Korea.

"Indonesia akan terus mendekati, mengundang negara lain untuk bersama bekerja sama dalam konteks, memperkuat partnership dengan negara Pasifik dan dengan pendekatan yang inklusif, Indonesia yakin bahwa hasilnya akan lebih baik," tukas Retno.

Pendekatan Indonesia kepada bangsa-bangsa Pasifik sudah dilakukan melalui berbagai organisasi dan negara. Indonesia juga semakin sering berkomunikasi dengan Melanesian Spearhead Group (MSG) dan Forum Negara Kepulauan Pasifik (PIF). Meski sama-sama fokus di Pasifik, PIF tidak hanya beranggota negara dengan penduduk mayoritas orang Melanesia.

Dengan visi Pacific Elevation, Indonesia secara konsisten terus memperkuat kerja sama dengan Pasifik. Tahun 2019, Indonesia menyelenggarakan Indonesia South Pacific Forum. Di tahun 2019 dan 2021, Indonesia juga menyelenggarakan Pacific Exposition.

Selain itu selama presidensi Indonesia di G20, Indonesia memberikan perhatian terhadap negara-negara kepulauan kecil di Pasifik. Wakil dari PIF diundang dalam KTT G20. Beberapa paragraf dalam Deklarasi para Pemimpin G20 juga didedikasikan untuk negara kepulauan kecil.

Sejumlah kerja sama konkret (concrete deliverables) juga didedikasikan untuk negara-negara Pasifik. Sedikitnya ada 10 proyek yang dapat dimanfaatkan oleh negara-negara Pasifik dalam konteks G20, dua diantaranya adalah inisiatif Indonesia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement