Rabu 07 Dec 2022 20:21 WIB

Jembatan Gantung Gladak Perak Lumajang Belum Bisa Beroperasi

Jembatan ikut terdampak Awan Panas Guguran Gunung (APG) Semeru

Rep: wilda fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Jembatan Gantung Gladak Perak masih belum dibuka dan beroperasi untuk masyarakat umum. Hal ini terjadi setelah jembatan ikut terdampak Awan Panas Guguran Gunung (APG) Semeru, Ahad (4/12/2022).
Foto: Diskominfo Kab. Lumajang
Jembatan Gantung Gladak Perak masih belum dibuka dan beroperasi untuk masyarakat umum. Hal ini terjadi setelah jembatan ikut terdampak Awan Panas Guguran Gunung (APG) Semeru, Ahad (4/12/2022).

REPUBLIKA.CO.ID,LUMAJANG -- Jembatan Gantung Gladak Perak masih belum dibuka dan beroperasi untuk masyarakat umum. Hal ini terjadi setelah jembatan ikut terdampak Awan Panas Guguran Gunung (APG) Semeru, Sabtu (4/12/2022).

Bupati Lumajang, Thoriqul Haq mengatakan, masih ada bekas longsoran dan jalan bebatuan di jembatan gantung Gladak Perak. "Ini mengkhawatirkan pengguna jalan," kata pria disapa Thoriq ini.

Baca Juga

Dia juga menegaskan, penggunaan Jembatan Gantung Gladak Perak hanya diperuntukkan untuk keadaan darurat. Penggunaannya pun harus mendapatkan kawalan dari petugas setempat.

Sementara itu, untuk akses menuju Pronojiwo melalui Curah Kobokan juga belum dapat diakses. Hal ini karena Dusun Kajar Kuning termasuk daerah paling parah terdampak APG Semeru.

Menurut dia, akses jalan arah Curah Kobokan sedang dibuatkan jalur. Kemudian saat ini beberapa alat berat juga sudah berada di Kajar Kuning. "Ini untuk bisa membuka jalan dan bisa digunakan kembali sebagai jalur alternatif ke Pronojiwo," kata dia menambahkan.

Untuk diketahui, Gunung Semeru mengeluarkan APG dan mengalami erupsi pada Ahad (4/12/2022). Kondisi ini menyebabkan masyarakat harus melakukan evakuasi diri di pos-pos pengungsian yang telah disediakan. Status gunung berketinggian 3.676 mdpl tersebut juga telah dinaikkan menjadi awas atau level empat.

Ada pun kondisi Gunung Semeru pada Rabu (7/12/2022) periode 06.00 hingga 12.00 WIB dilaporkan masih mengalami gempa. Petugas Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru, Mukdas Sofian mengatakan, gunung mengalami 25 kaki gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 11 hingga 22 milimeter (mm). "Dan lama gempa 80 hingga 110 detik," jelasnya.

Dengan adanya kondisi tersebut, masyarakat pun diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 17 kilometer (km) dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Hal ini karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 19 km dari puncak.

Selanjutnya, masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam radius 8 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru. Pasalnya, area tersebut rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Selain itu, dia juga meminta masyarakat mewaspadai potensi APG, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Hal ini terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Kemudian juga mewaspadai potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement