REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Rasulullah SAW menghadirkan kedamaian dan kasih sayang kepada setiap orang sekalipun terhadap orang-orang yang pernah berbuat jahat terhadapnya.
Sebab, menurut pimpinan Yayasan al-Fachriyah, Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan, Nabi Muhammad SAW tidak menaruh dendam dan kebencian, bahkan memberikan maaf kepada setiap orang.
Ketika hijrah ke Madinah, Rasulullah SAW menyerukan agar setiap orang hidup damai, saling menghormati, menyayangi, apa pun latar belakangnya.
Begitu pun ketika peristiwa Fathu Makkah, Rasulullah SAW justru memberikan maaf, kebebasan, keselamatan, dan jaminan keamanan jiwa, dan harta bagi seluruh penduduk Makkah.
Termasuk kepada orang-orang yang membenci dan pernah berupaya membunuh dan meneror Nabi Muhammad SAW.
Para ulama yang datang ke bumi Nusantara pun meneladani cara berdakwah Rasulullah SAW, yakni dengan mengutamakan akhlak mulia.
Habib Jindan mengatakan, para ulama masa lalu menunjukkan budi pekerti yang luhur, perilaku dan tutur kata yang santun, dan lem but sehingga dengan cepat ajaran Islam dite rima dan menyebar luas.
“Mereka (ulama) datang ke sini dengan al-akhlak al-karimah, dengan akhlak yang santun, dengan budi pekerti yang luhur, dengan muamalah yang baik sehingga orang tertarik ke dalam agama Islam. Tertarik karena ada satu baha sa, bahasa rahmat dan kasih sayang. Bahasa amanat, bahasa kejujuran, bahasa akhlak, bahasa cinta, itu yang masuk ke dalam hati masyarakat," kata cucu Habib Salim bin Ahmad bin Jindan ini saat mengisi Tabligh Akbar Muharam yang diselenggarakan Universitas Negeri Gorontalo, dikutip dari dokumentasi Harian Republika, Rabu (7/12/2022).
Lebih lanjut Habib Jindan mengatakan bahwa mukmin sejatinya harus bisa memberikan rasa aman kepada orang lain. Seorang mukmin harus memberikan keamanan dan menjaga harga dirinya dan kehormatan orang lain. Selain itu, menjaga harta milik orang lain dan tidak memakannya dengan cara batil.
Lebih dari itu, seorang mukmin juga harus menjaga amanah. Rasulullah SAW paling menjaga amanah. Habib Jindan mengatakan, para penduduk Makkah, yakni orang-orang Quraisy Makkah, sangat percaya bahwa Rasulullah SAW adalah sosok yang dapat menjaga amanah.
Kendati mereka memusuhi Nabi Muhammad, orang-orang Quraisy justru tetap menitipkan harta berharganya kepada Rasulullah SAW.
Baca juga: Pernah Benci Islam hingga Pukul Seorang Muslim, Mualaf Eduardo Akhirnya Bersyahadat
Mereka tidak memercayai orang lain, bahkan keluarganya sendiri. Dan, tak secuil pun Rasulullah SAW mengambil harta yang dititipkan padanya kendati itu milik orang-orang Quraisy yang jahat terhadapnya.
Justru, ketika peristiwa hijrah dari Makkah ke Madinah, Rasulullah menugaskan Ali bin Abi Thalib untuk me ngembalikan semua barang yang dititipkan itu kepada masing-masing pemiliknya.
"Islam itu indah, penuh kasih sayang ke pada semua. Ini ajaran Rasulullah SAW, yang mengajar kan memberi makan kepada orang lain, mengajarkan sambung silaturahim," katanya.
Karena itu, Habib Jindan dengan tegas meno lak kelompok-kelompok yang kerap mengobar kan kebencian dan permusuhan, bahkan mengafirkan sesama Muslim.
Mengutip pernyataan ulama Syekh Abdallah Bayyah, Habib Jindan mengatakan bahwa pemahaman takfiri (mengafirkan orang lain) adalah cikal bakal terorisme.
"Kalau kamu lihat orang yang suka mengafirkan orang lain, itu calon teroris. Cari Semua teroris di seluruh dunia, otaknya sama. Teroris yang ada di Yaman, Afghanistan, Libya, Irak, Suriah, semua otaknya menghalalkan darah Muslim. Yang dibunuh Muslim, yang diledakkan masjid. Membunuh saudaranya Muslim sambil takbir. Itu bukan ajaran Islam," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Habib Jindan juga mengingatkan, khususnya kepada para generasi muda agar gemar menghadiri majelis ilmu.
Sebab, Allah SWT membanggakan para pemuda yang menghabiskan waktunya di majelis-majelis ilmu. Kelak pada hari kiamat, kata Habib Jindan, pemuda yang gemar menghadiri majelis ilmu akan mendapatkan naungan Allah SWT.
Habib Jindan juga mengajak agar setiap orang memiliki amalan unggulan dalam hidupnya yang dapat menjadi penghubung dengan Allah SWT.
Sebab, menurut Habib Jindan, surga memiliki banyak pintu sesuai dengan amaliah penghuninya masing-masing. Seperti pintu surga yang dikhususkan bagi orang-orang ahli zikir, ahli sedekah, dan ahli puasa.