Rabu 07 Dec 2022 20:56 WIB

Dampak Perundungan, Anak Bisa Merasa Rendah Diri

Anak korban perundungan akan merasa dirinya tidak mampu.

Anak korban perundungan akan merasa dirinya tidak mampu.
Foto: www.pixabay.com
Anak korban perundungan akan merasa dirinya tidak mampu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Putu Andani mengatakan, perundungan yang terjadi pada anak dalam jangka waktu lama dapat membuat anak tersebut merasa rendah diri. "Anak itu bisa memandang dirinya kurang, tidak mampu," kata Putu Andani dalam webinar bertajuk 'Cegah Cyber Bullying dengan Bijak Bermedia Sosial', Jakarta, Rabu (7/12/2022).

Putu Andani mengatakan, dampak paling sering akibat perundungan anak adalah reaksi emosional seperti sedih, marah, cemas, dan depresi. Selain itu, anak bisa kesulitan membangun hubungan pertemanan.

"Karena ada satu kelompok saja yang nge-bully anak, anak merasa semua orang tidak suka sama dia," katanya.

Baca Juga

Dampak lainnya adalah menurunnya prestasi akademis. Bahkan anak juga dapat menjadi enggan untuk bersekolah. Menurut Putu Andani,dapat juga terjadi efek domino pada korban perundungan.

"Setelah dia dirundung, bisa saja dia merundung orang lain," katanya.

Kemudian, kata dia, perundungan bisa menimbulkan masalah kesehatan. "Akibat terparah dari perundungan adalah bunuh diri," katanya.

Sementara Data Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) 2021 menyebutkan lelucon dan komentar kasar menjadi kekerasan emosional yang paling banyak dilakukan oleh teman sebaya kepada anak laki-laki dan perempuan usia 13-17 tahun. Tercatat ada 32,06 persen anak laki-laki dan 42,61 persen anak perempuan mengalami cyberbullying sepanjang hidupnya.

Ada tiga jenis kekerasan terhadap anak yang disurvei dalam SNPHAR 2021, yakni kekerasan seksual, kekerasan fisik, dan kekerasan emosional. Kekerasan emosional masih menjadi bentuk kekerasan yang prevalensinya paling tinggi dibanding bentuk kekerasan lain.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement