REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Indonesia mengajak mitranya di kawasan Pasifik untuk membangun arsitektur regional. Penghormatan kedaulatan negara dan hukum internasional juga ditekankan Indonesia untuk suatu negara di kawasan.
Hal ini disampaikan Indonesia pada forum Indonesia-Pacific Forum for Development (IPFD) yang dihadiri oleh perwakilan Amerika Serikat (AS), China, Australia, dan sejumlah negara Pasifik pada Rabu (7/12/2022) di Bali. Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi sebagai tuan rumah mengatakan, bahwa komitmen Indonesia untuk kawasan Pasifik tidak pernah surut.
"Sebagai sesama negara Pasifik, Indonesia berbagi tantangan yang sama dengan negara-negara lain di Pasifik dan oleh karena itu, kita harus mengatasi tantangan-tantangan tersebut secara bersama juga sebagai satu keluarga besar Pasifik," ujar Menlu Retno dalam keterangan persnya secara virtual, Rabu (7/12/2022).
Retno mengatakan selama 8 tahun terakhir, penguatan hubungan dengan negara-negara Pasifik menjadi salah satu prioritas politik luar negeri Indonesia. IPDF digelar di Badung, Bali selama dua hari dimulai pada hari ini hingga Kamis (8/12/2022).
Forum ini menghadirkan pertemuan tingkat menteri dan pejabat tinggi dari 17 negara dan teritori dari Pasifik, 4 organisasi sub-regional, regional, dan multilateral serta 5 negara undangan.
Dua organisasi negara pasifik Melanesian Spearhead Group (MSG) dan Forum Negara Kepulauan Pasifik (PIF) juga hadir dalam forum. Termasuk di antara yang hadir adalah Perdana Menteri Nieu dan enam menteri dari Australia, Cook Islands, Micronesia, New Zealand, Papua New Guinea, dan Timor Leste serta satu wakil menteri dari Tonga.
IPDF dengan tema "Grow and Prosper Together" juga dipakai untuk pembekalan antar private sector dengan topik pengurangan risiko bencana, pengembangan kapasitas untuk UMKM, dan pemberdayaan perempuan. IPDF merupakan manifestasi visi Pacific Elevation Indonesia dan digunakan sebagai platform untuk keterlibatan lebih luas antara Indonesia dan Pasifik.