REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pihak berwenang Portugal menetapkan kewaspadaan tingkat tinggi di ibu kota Lisbon setelah hujan lebat menewaskan satu orang, menghanyutkan mobil, dan membuat beberapa gedung banjir. Masyarakat tetap tinggal di rumah.
Lembaga cuaca Portugal, IPMA, juga menetapkan distrik Santarem di Lisbon dan wilayah selatan Algarve dalam status "merah" atau waspada karena hujan lebat dan angin kencang. Diperkirakan cuaca ini akan berlangsung hingga Jumat (9/12/2022).
Pihak berwenang Perlindungan Sipil di Lisbon melaporkan ratusan insiden mulai dari banjir di jalanan, stasiun kereta, bioskop, dan rumah sakit. Pihak berwenang harus menutup jalan dan terowongan.
Gambar-gambar yang dibagikan di media sosial menunjukkan banjir di sebagian bandara Lisbon dan dua penerbangan sudah dialihkan. Juru bicara bandara mengatakan bandara itu kini sudah beroperasi.
Dalam konferensi pers Komandan Perlindungan Sipil Andre Fernandes mengatakan seorang perempuan 55 tahun meninggal dunia akibat banjir di rubanah di Alges, dekat Lisbon. Suaminya yang juga berada di rubanah itu berhasil selamat dan diselamatkan. "Kami meminta masyarakat tidak meninggalkan rumah selama masa hujan lebat," kata Fernandes, Kamis (8/12/2022).
Ia meminta masyarakat yang tinggal di dataran rendah untuk mencari tempat tinggal sementara di daerah yang lebih aman. Kantor Wali Kota Lisbon juga meminta masyarakat menutup pintu rumah mereka. Wali Kota Carlos Moedas mendatangi beberapa wilayah terdampak banjir.
Ia mengatakan upaya membangun terowongan drainase sepanjang lima kilometer sangat penting dan akan segera dilakukan. "Perubahan (yang disebabkan pemanasan global) sangat buruk, kami harus bersiap," katanya.