REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Ketua Dewan Pembina Islam Nusantara Foundation (INF) Prof Dr KH Said Aqil Siroj mengecam dan mengutuk keras tragedi bom bunuh diri yang terjadi di Mapolsek Astana Anyar, Bandung yang mengakibatkan dua korban tewas dan beberapa polisi luka-luka.
Kiai Said Aqil Siroj mengatakan bahwa tindakan ini tidak dibenarkan dalam agama dengan mengutip potongan dari surat Al-Ahzab ayat 60 bahwasanya Nabi Muhammad pernah mengusir orang yang membuat gaduh di Madinah.
"Ketahuilah bahwa tindakan ini tidak dibenarkan dalam Islam, tidak dibenarkan dalam Al-Qur'an, bahkan dalam Al-Qur'an dikatakan : Muhammad, apabila ada yang bikin gaduh di kota Madinah usir Muhammad. Jangan biarkan mereka hidup bersama kamu di Madinah," kata Pengasuh Podok Pesantren Al-Tsaqafah melalui pesan Videonya, Rabu (7/12/2022).
Buya Said, panggilan akrabnya, menerangkan sosok dan latar belakang serta histori singkat dari kelompok dalang pengeboman di Mapolsek Astana Anyar tersebut.
"Pelaku bom yang bernama Agus Sujatno merupakan teroris Jaringan Anshar Daulah (JAD), kelompok yang mengkafirkan seluruh umat Islam selain kelompok mereka. Teroris yang paling jahat juga kejam, dulu didirikan oleh seseorang yang bernama Syukri Ahmad Mustofa di Mesir dengan Nama Jama'ah Takfir Wal Hijrah mereka yang membunuh Menteri Agama Mesir Hussein Adz-Dzahabi dan wartawan senior Yusuf Siba'i, serta puncaknya membunuh Presiden Muhammad Anwar Sadat," paparnya
Mereka, dia nelanjutkan, diberantas tapi tidak bisa hilang dan masih ada kelompok mereka di Gurun Sinai yang tiga tahun lalu melakukan pengeboman sholat jumat di Mesir.
"Merekalah cikal bakal ISIS, yang masuk ke Indonesia melalui Afghanistan menjadi nama Anshar Daulah. Mereka yang mengkafirkan semua umat Islam di Indonesia karena menerima Pancasila, menerima Negara selain Khilafah, menganggap halal darah kita semua ini. Merekalah yang mengebom Mapolres Cirebon, menusuk polisi setelah Sholat di Blok M dan menusuk Pak Wiranto pada waktu lalu, mereka adalah Jaringan Anshar Daulah," tambahnya
Kiai Said juga menghimbau agar seluruh masyarakat dalam hal ini aparat pemerintah agar waspada akan kelompok jaringan radikal dan teroris yang ada di Indonesia.
"Kita harus waspada karena teroris seluruhnya masih gentayangan di tengah-tengah kita. Saya mohon kepada Pemerintah dalam hal ini Densus 88 dan aparat yang beewenang agar meningkatkan kewaspadaan demi menjaga ketenangan, kenyamanan hidup berbangsa dan bernegara," tutupnya