Kamis 08 Dec 2022 18:39 WIB

Perempuan Iran Jadi 'Heroes of 2022' Majalah Time

Kematian Mahsa Amini memicu protes massal yang mayoritas adalah perempuan

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Seorang wanita memegang plakat bergambar Mahsa Amini Iran saat dia menghadiri protes terhadap kematiannya, di Berlin, Jerman, Rabu, 28 September 2022. Amini, wanita berusia 22 tahun yang meninggal di Iran saat berada di polisi tahanan, ditangkap oleh polisi moralitas Iran karena diduga melanggar aturan berpakaian yang diberlakukan secara ketat.
Foto: AP Photo/Markus Schreiber
Seorang wanita memegang plakat bergambar Mahsa Amini Iran saat dia menghadiri protes terhadap kematiannya, di Berlin, Jerman, Rabu, 28 September 2022. Amini, wanita berusia 22 tahun yang meninggal di Iran saat berada di polisi tahanan, ditangkap oleh polisi moralitas Iran karena diduga melanggar aturan berpakaian yang diberlakukan secara ketat.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Majalah Time menobatkan para perempuan Iran sebagai "Heroes of 2022" atau Pahlawan Tahun Ini. Penobatan ini diberikan sebagai rasa hormat pada mereka atas gerakan dan komitmen untuk tujuan hidup yang lebih bermartabat.

Para perempuan di Iran berupaya memperjuangkan hak untuk hidup lebih bermartabat, tidak banyak diatur dan dihormati. Protes massa berkembang setelah perempuan muda berusia 22 tahun, Mahsa Amini tewas dalam tahanan polisi moralitas negara. Sejak itu, protes meluas di seluruh Iran yang mayoritas adalah perempuan.

"Girls of Revolution Streen mulai berkembang pada akhir 2010-an dan kemudian dilanjutkan untuk generasi berikutnya yang menunjukkan betapa kuatnya pembangkangan sipil dapat menentang ketidaksetaraan," tulis Time dalam keterangan kolomnya, Kamis (8/12/2022).

Sebuah penghormatan yang ditulis oleh mantan kolumnis Time, Azadeh Moaveni mengakui peran perempuan dalam protes masa lalu di Iran yang telah dibangun hingga saat ini. Ia menyoroti singularitas gerakan saat ini.

Penghormatan tersebut disertai dengan serangkaian foto para perempuan Iran di Majalah Time dan laman onlinenya. "Wanita yang lebih muda ini sekarang berada di jalanan. Gerakan yang mereka pimpin berpendidikan, liberal, sekuler, dinaikkan dengan harapan yang lebih tinggi, dan putus asa untuk normalitas: kuliah dan perjalanan ke luar negeri, pekerjaan yang layak, supremasi hukum, akses ke Apple Store peran yang berarti dalam politik, kebebasan untuk mengatakan dan memakai apapun," tulis Moaveni.

Ia mengatakan, usia rata-rata pengunjuk rasa yang ditangkap sangat rendah, di mana pejabat Iran memperkirakan paling muda 15 tahun. "Saya hanya dapat menyimpulkan bahwa ketika aspirasi satu generasi untuk kebebasan tampak menggiurkan dalam jangkauan, pembatasan yang tersisa akan semakin memalukan, dan peregangan terakhir akan semakin tidak menakutkan," tambahnya.

"Saya bangga pada diri saya sendiri dan wanita negara saya yang membela hak-hak mereka dengan cara yang lebih berani daripada pria mana pun di dunia," bunyi keterangan di bawah foto seorang wanita yang diidentifikasi sebagai Shima.

Protes sejak kematian Mahsa Amini menewaskan 475 orang, menurut para aktivis. Lebih dari 18 ribu orang ditahan oleh pihak berwenang.

Majalah Time memberikan penghargaan atau penghormatan untuk kategori yang dipilihnya berdasarkan pengaruhnya di suatu wilayah bahkan dunia. Selain para perempuan Iran, Majalah Time menobatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai 'Time Person of the Year 2022' dan girl grup Blackpink sebagai 'Entertainer of the Year.'

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement