Jumat 09 Dec 2022 00:41 WIB

BMKG: Curah Hujan di Indonesia Masuk Tiga Besar di Dunia

Hanya di sekitar Amazon di Amerika Selatan yang bisa lampaui curah hujan Indonesia

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pelajar memakai payung menerobos hujan deras di Jalan Kapten Tendean, Jakarta, Senin (7/11/2022). Curah hujan yang turun di Indonesia masuk tiga besar dunia secara densitas. Ilustrasi.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pelajar memakai payung menerobos hujan deras di Jalan Kapten Tendean, Jakarta, Senin (7/11/2022). Curah hujan yang turun di Indonesia masuk tiga besar dunia secara densitas. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap curah hujan yang turun di Indonesia masuk tiga besar dunia secara densitas. Wilayah yang bisa melampaui hanya di sekitar Amazon di Amerika Selatan.

"Artinya Indonesia memiliki sumber daya air yang besar karena lokasi kita berada di wilayah tropis serta banyak pegunungan sehingga harus pintar mengelolanya," kata Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG Ardhasena Sopahelu di Padang, Kamis (8/12/2022) pada acara Sosialisasi dan diseminasi Informasi Klimatologi Sumbar.

Baca Juga

Menurut dia, negara sebesar Maroko curah hujannya hanya 100 milimeter per tahun tapi penduduknya tetap bisa hidup. Sedangkan di Sumatra Barat selama November 2022 saja curah hujan mencapai 1.000 milimeter.

"Karena itu untuk mengelola sumber daya air yang besar tersebut diperlukan perencanaan yang baik dan terpadu," kata dia.

Ia mengingatkan jika tidak siap mengelola sumber daya air tersebut maka berkah bisa menjadi bencana. Sementara untuk 2023 ia menyampaikan iklim di Indonesia beranjak dari tiga tahun terakhir mengalami fenomena La Nina dengan konsekuensi iklim basah dan pada 2023 mulai berangsur normal.

"Dalam tiga tahun terakhir kebakaran hutan relatif rendah dan kita berhasil meraih swasembada pangan," kata dia.

Pada 2023 musim hujan akan tetap datang tetapi pertengahan tahun musim kemarau tidak sebasah pada 2021 dan 2022. "Oleh sebab itu perlu diantisipasi dengan perencanaan yang baik pada sektor sumber daya air dan pertanian karena Indonesia akan masuk iklim normal tidak sebasah dua tahun terakhir," kata dia.

Sementara pada akhir tahun ini mayoritas sebagian besar wilayah di Indonesia sudah memasuki musim hujan. "Puncaknya diperkirakan pada Januari dan Februari artinya curah hujan paling banyak pada periode tersebut sehingga perlu mewaspadai dan mengelola potensi hujan ekstrem," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement