Jumat 09 Dec 2022 05:06 WIB

Wapres: MUI Harus Satu Visi, Rusak Kalau Ada Visi Lain

Ma'ruf menekankan agar Mukernas Kedua MUI mengoptimalkan perkhidmatan kepada umat.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andri Saubani
Wakil Presiden Maruf Amin dalam keterangan persnya usai menghadiri Mukernas MUI di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (8/12).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden Maruf Amin dalam keterangan persnya usai menghadiri Mukernas MUI di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin menegaskan Majelis Ulama Indonesia (MUI) harus dalam satu visi kelembagaan. Ma'ruf mengingatkan, MUI sebagai rumah besar dari ormas Islam tidak boleh membawa visi selain MUI.

"Saya katakan, di MUI itu hanya ada satu visi, visi MUI, jangan ada visi lain, visi perorangan, kelompok. Kalau di MUI itu tidak satu visi, MUI akan rusak akan kacau jadi hanya satu visi," kata Ma'ruf seusai membuka Mukernas Kedua Majelis Ulama Indonesia (MUI) 2022 di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (8/12/2022).

Baca Juga

Ma'ruf menekankan agar Mukernas Kedua MUI ini mengoptimalkan perkhidmatan kepada umat, bangsa dan negara. Ini sesuai dengan visi MUI untuk berkhidmat melayani umat.

"Karena umat yang mayoritas bangsa ini harus dijaga, diurus, harus dipelihara akidahnya daripada akidah menyimpang, itu dijaga, jangan umat Islam akidahhya menyimpang," katanya.

Dia menjelaskan, cara berpikir yang tepat yakni tidak berlebihan atau radikal tetapi juga tidak juga liberal. Karena itu, dia menilai cara berpikir moderat atau Islam Wasatyah merupakan yang paling tepat.

Selain itu, kata Ketua Dewan Pertimbangan MUI ini menilai khidmat kepada umat juga dalam bentuk penguatan ibadah maupun ekonomi umat. Dia juga mendorong MUI perlu diperkuat kelembagaannya. 

Karenanya, diperlukan monitoring dan evaluasi untuk memastikan penguatan kelembagaan MUI di daerah. "Karena itu, saya kira tema ini benar sekali yaitu melakukan optimalisasi perkhidmatan kita untuk kemaslahatan umat dan kemaslahatan bangsa," ujarnya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement