Kamis 08 Dec 2022 23:21 WIB

Indonesia Berpotensi Besar Jadi Pusat Produsen Halal Dunia, Ini Kata BPJPH

Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim terbesar adalah pasar halal potensial

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Makanan Halal. Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim terbesar adalah pasar halal potensial
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Ilustrasi Makanan Halal. Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim terbesar adalah pasar halal potensial

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Potensi Indonesia untuk menjadi produsen industri halal dunia sangat besar, khususnya dalam kategori makanan dan minuman.  

Karena, menurut Kepala Pusat Registrasi dan Sertifikasi Halal Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Siti Aminah, Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar di dunia dengan jumlah lebih dari 200 juta penduduk Muslim atau 12,7 persen dari populasi Muslim di dunia.  

Baca Juga

Di Indonesia sendiri, kata Aminah, populasi Muslim mencapai 86,88 persen dari jumlah keseluruhan penduduk. 

Mengutip laporan State of The Global Islamic Economy Report, Aminah menyampaikan bahwa saat ini ada lebih dari 1,8 miliar penduduk Muslim yang menjadi konsumen industri halal dengan peluang peningkatan sebesar 5,2 persen setiap tahunnya.  

Terkait makanan halal, posisi Indonesia dalam Global Islamic Economy Indicator (GIEI) pada 2020/2021 menempati peringkat keempat. Kemudian pada 2022 menjadi nomor dua. Targetnya, pada 2024 Indonesia dapat menempati posisi pertama.  

Menurut Aminah, salah satu yang dilakukan untuk mencapai target itu adalah dengan penyesuaian regulasi Jaminan Produk Halal untuk menyederhanakan dan mempercepat proses sertifikasi halal. 

"Serta mengurangi waktu pemrosesan dan memfasilitasi sertifikasi halal untuk usaha mikro dan kecil (UMK)," ujar Aminah dalam acara "IHATEC Berseri: Apresiasi dan Silaturahmi Pelanggan IHATEC 2022" yang digelar secara virtual, Kamis (8/12/2022).  

Aminah mengingatkan, sesuai regulasi, pada 2024 nanti semua produk makanan dan minuman yang masuk, beredar dan diperdagangkan di wilayah Indonesia sudah harus bersertifikasi halal. 

"Per 18 Oktober 2024 semua produk makanan dan minuman sudah harus berlabel halal. Bila ada yang tidak halal, akan ada sanksi," ucap dia.  

Sebagai lembaga pelatihan dan jasa konsultasi bidang halal, Indonesia Halal Training & Education Center (IHATEC) turut mendukung Indonesia untuk menjadi pusat produsen halal dunia pada 2024. Sejak berdiri lima tahu lalu, IHATEC telah banyak memberikan dukungan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan di bidang halal dan keamanan pangan.  

Direktur IHATEC, Evrin Lutfika, mengatakan sampai saat ini lembaga yang dipimpinnya telah membantu 250 lebih perusahaan baik dalam maupun luar negeri dalam bidang halal. Pada 2023 mendatang, menurut dia, IHATEC juga akan meluncurkan tiga program dan jasa, yaitu Program Pelatihan, Jasa Konsultasi dan Halal serta Marketing Reserach.  

"Untuk Program Pelatihan ada empat, yakni Halal Competency, Halal Master Class, Halal Awareness, dan Food Safety (Keamanan Pangan)," ujar Evrin. 

Menurut Evrin, setidaknya ada tiga alasan mengapa dunia usaha dan berbagai instansi dan asosiasi mempercayakan urusan terkait halal kepada IHATEC. Pertama, karena profesionalitas dan kompetensi. Kedua, pengalaman dan teruji di seluruh proses bisnis.  

"Ketiga, kami memiliki layanan yang menyeluruh dan tailor-made, pilihan layanan yang beragam, serta dapat disesuaikan tergantung kebutuhan klien," kata dia. 

Sementara itu, GM Coorporate Communication PT Indofood Sukses Makmur, Stefanus Indrayana, mengungkapkan bahwa bukan hanya Indonesia yang berambisi menjadi pusat halal dunia, tetapi negara-negara lain juga memiliki keinginan yang sama.  

"Yang mau jadi pusat halal dunia cukup banyak, bahkan bukan hanya negara-negara Muslim," kata dia.  

Selain Indonesia, Stefanus menyebut sejumlah negara seperti China, Inggris, Brazil, UEA, Arab Saudi, Australia, Malaysia, Thailand, Jepang dan Korea juga berambisi menjadi pusat halal dalam sektor-sektor tertentu.     

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement