Kamis 08 Dec 2022 23:58 WIB

Wapres Minta MUI Jangan Ikut Ramaikan Perpolitikan Capres

Wapres meminta pengurus MUI menahan diri dari perpolitikan Pilpres

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Nashih Nashrullah
Wakil Presiden Maruf Amin dalam keterangan persnya usai menghadiri Mukernas MUI di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (8/12).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden Maruf Amin dalam keterangan persnya usai menghadiri Mukernas MUI di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk tidak ikut meramaikan bursa pencalonan presiden maupun wakil presiden untuk Pilpres 2024. 

Ma'ruf selaku Ketua Dewan Pertimbangan MUI ini meminta pengurus maupun anggota MUI menahan diri terkait masalah perpolitikan Pilpres. 

Baca Juga

"Saya sudah berkali-kali bilang bahwa kita MUI itu kita jangan ikut dalam soal ramai-ramai pencalonan karena pencalonan itu dilakukan partai politik atau gabungan partai politik," ujar Ma'ruf usai membuka Mukernas Kedua Majelis Ulama Indonesia (MUI) 2022 di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (8/12/2022). 

Namun, kata Ma'ruf, MUI boleh memberikan panduan kepada masyarakat untuk memilih sosok calon pemimpin tepat. 

"Tapi kalau nanti sudah ada calon-calon MUI boleh memberikan guidance (pedoman), pedoman bagaimana cara memilih calon terbaik, paling baik, jadi lebih ke petunjuk-petunjuk yang membawa kebaikan," ujar Ma'ruf. 

Wapres mengingatkan harus dalam satu visi kelembagaan. Ma'ruf mengingatkan, MUI sebagai rumah besar dari ormas Islam tidak boleh membawa visi selain MUI.

 

"Saya katakan, di MUI itu hanya ada satu visi, visi MUI, jangan ada visi lain, visi perorangan, kelompok. Kalau di MUI itu tidak satu visi, MUI akan rusak akan kacau jadi hanya satu visi," kata Ma'ruf.

Ma'ruf menekankan agar Mukernas Kedua MUI ini mengoptimalkan perkhidmatan kepada umat, bangsa, dan negara. Ini sesuai dengan visi MUI untuk berkhidmat melayani umat.

"Karena umat yang mayoritas bangsa ini harus dijaga, diurus, harus dipelihara akidahnya daripada akidah menyimpang, itu dijaga, jangan umat Islam akidahhya menyimpang," katanya.

Dia menjelaskan cara berpikir yang tepat yakni tidak berlebihan atau radikal tetapi juga tidak juga liberal. Karena itu, dia menilai cara berpikir moderat atau Islam Wasaty merupakan yang paling tepat. 

Selain itu, dia ini menilai khidmat kepada umat juga dalam bentuk penguatan ibadah maupun ekonomi umat. Dia juga mendorong MUI perlu diperkuat kelembagaannya.   

Karenanya, diperlukan monitoring dan evaluasi untuk memastikan penguatan kelembagaan MUI di daerah.

"Karena itu, saya kira tema ini benar sekali yaitu melakukan optimalisasi perkhidmatan kita untuk kemaslahatan umat dan kemaslahatan bangsa," ujarnya.

Wakil Ketua Umum MUI Basri Bermanda dalam sambutannya mengingatkan agar sikap dan pemikiran pengurus MUI dalam Pemilu 2024 agar menciptakan kesejukan dan ketenangan kepada umat. 

Dia mengingatkan, MUI merupakan rumah besar umat Islam berasal dari beragam aspirasi dan pilihan politik. 

"Sehingga menjadi kewajiban bagi kita semua pengurus MUI untuk saling menghormati pilihan politik masing-masing," ujarnya.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement