Jumat 09 Dec 2022 15:14 WIB

Polrestabes Bandung Kerahkan 3.000 Personel Antisipasi Aksi Teror

Para petugas diterjunkan hingga ke RT, RW mencegah tindakan aksi teror.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Aswin Sipayung
Foto: Edi Yusuf/Republika
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Aswin Sipayung

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Polrestabes Bandung mengerahkan 3.000 personel untuk mengantisipasi aksi teror pascabom bunuh diri di Polsek Astana Anyar. Para petugas akan diterjunkan ke RT, RW dan kelurahan dan kecamatan untuk memantau dan mencegah tindakan aksi teror.

"Pasca kejadian bom kemarin, Polrestabes Bandung merencanakan kegiatan preventif memperbanyak personel ke RT, RW, kelurahan, kecamatan sebanyak 3.000 mengantisipasi kejadian yang sama," ujar Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Aswin Sipayung, Jumat (9/12/2022).

Baca Juga

Selain itu, dia menuturkan, pihaknya akan meningkatkan kegiatan patroli. Serta mengejar pelaku-pelaku lainnya dalam kasus bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar.

"Bersama-sama tim penyidikan dengan Densus, krimum dan BNPT mengejar pelaku," katanya.

Aswin melanjutkan, kondisi dua orang anggota polisi yang menjadi korban bom bunuh diri dan masih dirawat di rumah sakit semakin membaik. Sedangkan korban lainnya sudah kembali ke rumah masing-masing dan berobat jalan.

"Saat ini dari yang luka tinggal dua orang yang masih dirawat di rumah sakit dan lain sudah kembali ke rumah masing-masing dan berobat jalan. Yang meninggal dunia akam diberikan santunan dari Asabri," katanya.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan, pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Kota Bandung Agus Sujatno terafiliasi dengan Jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung. Pelaku tewas dalam aksi bom bunuh diri tersebut.

"Kita bisa jelaskan (pelaku) terafiliasi dengan kelompok JAD Bandung Jawa Barat," ujarnya seusai meninjau lokasi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Bandung, Rabu (7/12/2022).

Dari hasil sidik jari dan face recognition, ia menuturkan identitas pelaku bom bunuh diri adalah Agus Sujatno atau yang dikenal Agus Muslim. Pelaku pernah ditangkap dalam kasus bom di Cicendo, Kota Bandung.

"Pelaku Agus Sujatno dikenal Agus Muslim yang bersangkutan pernah ditangkap karena peristiwa bom Cicendo dan sempat dihukum empat tahun, di bulan September-Oktober 2021 lalu bersangkutan bebas," katanya.

Pihaknya mengikuti aktivitas pelaku seusai bebas dari Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan. Namun, yang bersangkutan terafiliasi dengan JAD Bandung.

"Yang bersangkutan ini sebelumnya ditahan di proses di LP Nusakambangan artinya dalam tanda kutip masuk kelompok masih merah sehingga proses deradikalisasi membutuhkan teknik dan taktik berbeda karena yang bersangkutan masih susah diajak berbicara, menghindar walau sudah mulai melaksanakan aktivitas," katanya.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement