Bantul Perlu Perkuat Usaha Peternakan Kambing Penuhi Kebutuhan Pasar
Red: Muhammad Fakhruddin
| Foto:
REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL -- Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, perlu memperkuat industri atau usaha peternakan kambing guna memenuhi kebutuhan pasar akan ternak tersebut dari para pedagang maupun pengusaha sate daging kambing daerah itu.
"Kita ini mesti membangun ekosistem yang kuat, ekosistem yang selaras antara sub sub usaha yang satu dengan lain, contoh kambing atau domba itu perlu diperkuat industri peternakannya," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih di Bantul, Jumat (9/12/2022).
Menurut dia, ekosistem domba atau kambing di Kabupaten Bantul saat ini baru kuat di hilirnya, dalam arti yang menyerap produksi kambing sudah besar, sementara untuk hilir atau produksinya masih kecil.
Pihaknya menyebutkan ada sekitar 75 penjual sate kambing dalam satu sentra di wilayah Desa Jejeran Pleret, padahal di Bantul yang juga terkenal kuliner sate daging kambing domba tersebar di sejumlah sentra.
"Belum di luar sentra Jejeran itu, kalau ditotal rata-rata kebutuhan kambing di Bantul setiap hari 700 ekor kambing atau domba, jadi hilirnya sudah mapan, mana ada kabupaten lain DIY ini yang kebutuhan kambing sebesar Bantul," katanya.
Akan tetapi, kata Bupati, yang terjadi saat ini hanya sedikit atau kurang dari lima persen kebutuhan domba dan kambing para pedagang sate yang dipasok dari Bantul sendiri, sehingga masih mendatangkan dari luar daerah penghasil kambing dan domba.
"Peluangnya masih sekitar 95 persen, yang selama ini mendatangkan dari mana mana, dan kita berfikir alangkah baiknya kalau warga miskin di Kabupaten Bantul itu kita 'support', kita bantu fasilitas untuk usaha ternak kambing," katanya.
Dia mengatakan, upaya memperkuat usaha ternak kambing bisa dilakukan melalui pemberian kredit bank, ditambah hibah dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) yang memiliki program pengentasan kemiskinan, juga ditambah bantuan dari pemerintah.
"Jadi, masing-masing orang harus mencapai skala ekonomi usaha yang memadai, tetapi ini butuh sebuah industri pembibitan yang besar, karena kita setiap hari harus melahirkan kambing 700 ekor, bayangkan tiap hari harus ada lahir domba kambing 700 ekor," katanya.
Oleh karena itu, kata Bupati, Bantul juga membutuhkan investor khusus untuk breeding atau pembibitan kambing, karena kalau pembibitan diserahkan kepada rakyat, kualitasnya kurang bagus, dan kurang keberlanjutan.
"Selama ini pengalaman kita kurang baik, breeding ini butuh ilmu, butuh teknologi, kemudian dari investasi breeding ini hasilnya anak-anak domba lalu disebar ke masyarakat sebagai plasma plasma yang melakukan usaha fattening (penggemukan)," katanya.