Sabtu 10 Dec 2022 06:35 WIB

Argentina Dilanda Kekeringan Parah, Lahan Pertanian Mengering

Kekeringan mengancam lahan pertanian Argentina

Red: Nur Aini
Ilustrasi kekeringan. Ladang di sekitar kota Navarro yang merupakan wilayah pertanian Pampas Argentina terlihat hamparan laguna besar yang mengering dan bangkai ternak yang membusuk.
Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Ilustrasi kekeringan. Ladang di sekitar kota Navarro yang merupakan wilayah pertanian Pampas Argentina terlihat hamparan laguna besar yang mengering dan bangkai ternak yang membusuk.

REPUBLIKA.CO.ID, NAVARRO -- Ladang di sekitar kota Navarro yang merupakan wilayah pertanian Pampas Argentina terlihat hamparan laguna besar yang mengering dan bangkai ternak yang membusuk. Kondisi terbaru itu adalah tanda-tanda nyata dari kekeringan bersejarah yang menghancurkan tanaman dan petani seperti Ignacio Bastanchuri.

Sekitar 100 kilometer barat ibu kota Buenos Aires, Navarro adalah salah satu dari sejumlah kota di provinsi penghasil pangan Buenos Aires yang mengalami kekeringan berkepanjangan. Kenyataan itu mengancam tanaman gandum, jagung, dan kedelai utama negara itu.

Baca Juga

Bastanchuri berjalan dengan seorang reporter Reuters melalui ladang tanaman gandum yang layu dan kecoklatan hanya setinggi lebih dari 30,48 cm. Tinggi itu kurang dari setengah dari yang seharusnya karena kurangnya air di dalam tanah. "Dua tahun terakhir kita mengalami defisit air dan tahun ini bahkan belum mencapai 50 persen dari rata-rata daerah ini,” kata laki-laki berusia 65 tahun itu.

Penduduk Navarro bisa berjalan melintasi laguna lokal seluas 150 hektar di tengah sisa-sisa kerang dan ikan mati. Dengan sedikit ramalan hujan dan suhu tinggi di musim panas Belahan Bumi Selatan, sepertinya tidak akan terisi ulang dalam waktu dekat.

Prakiraan Badan Meteorologi Nasional untuk periode Desember 2022-Februari 2023 adalah hujan yang lebih rendah dari biasanya di sebagian besar inti pertanian, yang mencakup bagian utara provinsi Buenos Aires dan bagian selatan Santa Fe. "Ada kemungkinan besar memiliki suhu maksimum yang sangat ekstrim dan suhu minimum yang sangat tinggi. Keduanya sangat tinggi, yaitu akan menjadi sangat panas," kata ahli klimatologi dan peneliti Matilde Rusticucci.

Kekurangan hasil panen menempatkan sebagian besar akan berakhir sebagai pakan ternak daripada masuk ke rantai makanan manusia untuk pasta dan roti. Walau begitu, di ladang lain yang jaraknya beberapa kilometer, tiga bangkai sapi perlahan-lahan mengering di bawah sinar matahari.

Fenomena iklim La Nina ketiga berturut-turut ini sangat membatasi curah hujan di kawasan pertanian utama Argentina. Kekeringan di Argentina telah menyebabkan pemotongan tajam perkiraan panen gandum negara itu dan mengancam kegagalan jagung dan kedelai. Negara ini adalah pengekspor minyak kedelai dan makanan olahan terbesar di dunia dan nomor tiga teratas untuk pengiriman jagung ke pasar global. "Kami harus bersiap untuk skenario terburuk dalam 20 tahun terakhir dalam kampanye biji-bijian ini dan itulah yang kami lihat," kata  kepala perkiraan di bursa biji-bijian Rosario Cristian Russo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement