REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran menjabarkan informasi mengenai penciptaan gunung. Sebenarnya, berapa banyak Alquran mengabadikan kata gunung di dalamnya?
Pakar Ilmu Alquran Ustaz Syahrullah Iskandar dari PSQ menjelaskan, gunung adalah salah satu makhluk Allah SWT yang istimewa. Ia tersebut dalam Alquran tidak kurang dari 40 kali dalam berbagai surah Alquran.
"Ia disebutkan sifat dan fungsinya dalam kehidupan alam," kata Ustaz Syahrullah saat dihubungi Republika, Selasa (6/12/2022) malam.
Gunung dengan realitasnya adalah nikmat yang terkadang tidak disadari oleh banyak manusia. Betapa tidak? Gunung diciptakan Allah sebagai pancang di bumi agar tidak bergoncang. Menurut dia, gunung menjadi penyeimbang dalam aktivitas bumi itu sendiri. Dengan begitu, manusia, binatang dan selainnya dapat hidup tenang dan bebas menjalankan kehidupannya. Contohnya secara jelas disebutkan dalam Alquran Surah An-Nahl ayat 14, dan Surah An-Naziat juga menyebut gunung sebagai fasilitas nikmat kehidupan manusia dan binatang di alam raya ini.
Secara umum, kata dia, gunung sebagai bagian dari alam memiliki dua tugas utama, yaitu fungsi utilitas (wazhifah naf'iyah) sebagaimana banyak disebutkan dalam Alquran. Selain itu, alam juga melakoni perannya yakni fungsi petunjuk (wazhifah irsyadiyah) bagi umat manusia. Fungsi yang terakhir ini, lanjut Ustaz Syahrullah, sering kali dilewatkan oleh kebanyakan manusia dari realitas alam raya, termasuk gunung.
Alam merupakan sebagian dari tanda kebesaran Allah SWT yang jika mampu diperhatikan dan direnungkan secara saksama dapat memberi pelajaran dan petunjuk untuk lebih mengenal kebesaran dan kemahakuasaan Allah SWT. Menurut dia, gunung memiliki dinamika dan alur kehidupannya sendiri. Gunung meletus merupakan fenomena alam yang sering terjadi.
"Tentu berdampak pada situasi sosial, terutama pada pemukiman sekitar atau yang terdampak dalam radius tertentu. Kita harus meresponsnya bahwa itu juga tanda kebesaran Allah SWT dan ujian bagi manusia," ujar dia.
Dia menekankan bahwa yang tak kalah pentingnya adalah berupaya menyelamatkan diri dan selalu siap siaga dalam mengantisipasi dampak yang ditimbulkannya. Prinsip dalam Islam adalah menghindari bahaya adalah sebuah keniscayaan dan jauh lebih utama ketimbang mendatangkan manfaat. Pihaknya menambahkan, solidaritas sosial juga harus tetap terajut sehingga yang terdampak bencana segera mendapatkan bantuan yang diperlukan.
Dalam Surah An-Naml ayat 88 disebutkan, "Kamu lihat gunung-gunung, kamu sangka ia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagaimana jalannya awan. Begitulah perbuatan Allah, yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan,".
Pakar Ilmu Tafsir Prof Quraish Shihab dalam buku Mukjizat Alquran menjelaskan, dari hasil rekaman satelit diperoleh bukti bahwa Jazirah Arab beserta gunung-gunungnya bergerak mendekati Iran beberapa sentimeter setiap tahunnya. Sebelumnnya sekitar lima jut tahun yang lalu Jazirah Arab memisahkan diri dari Afrika dan membentuk Laut Merah.
Sekitar daerah Somalia sepanjang pantai timur ke selatan saat ini telah membentuk 'Lembah Belah' yang membujur ke selatan melalui deretan danau Afrika. Itulah, kata Prof Quraish, yang dimaksud ayat tadi dengan berjalannya gunung-gunung sebagaimana berjalannya awan.