REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Genman Suhefti Hasibuan SHut, MM mengatakan, Tim Seksi I Wilayah I BBKSDA Riau melakukan mitigasi konflik satwa harimau Sumatera di Desa Lubuk Raja, Kecamatan Bandar Petalangan, Pelalawan, Riau. "Tim ini turun setelah pihaknya mendapat laporan dari aparat pemerintah setempat. Tim turun Senin (5/11)," kata Genman, Jumat (10/12/2022).
Ia menjelaskan, Tim yang tiba di lokasi langsung berkoordinasi dengan kades Lubuk Raja dan bertemu Sami warga saksi dilokasi kejadian. Berdasarkan keterangan Sami kepada petugas, kata Genman, dugaan ternaknya dimangsa harimau diketahui saat mengecek gembala sapi yang diikat di kebun perusahaan sawit PT Serikat Putra, Sabtu (3/12).
Sampai tiba di lokasi, Sami tidak menemukan sapi-nya, sehingga melakukan pencarian di sekitar lokasi. Hasilnya setelah berjalan sejauh 9 meter, saksi melihat ternak sapi dan kerbau mereka sudah mati. "Saksi Sami melihat sapi mati dengan kondisi bagian pantat atau ekor seperti dimakan satwa liar. Sami juga melakukan pengecekan di sekitar lokasi dan menemukan jejak satwa diduga Harimau Sumatera. Lalu, melaporkan temuan itu ke pihak perusahaan," katanya.
Saksi ini juga menyampaikan temuan itu ke Kades Lubuk Raja. Kemudian laporan dilanjutkan kepada petugas Seksi Wilayah I. Setelah berkoordinasi dengan aparat setempat, tim bersama pemdes, bhabinkamtibmas dan warga serta didampingi pihak PT Serikat Putra melakukan pengecekan di tempat ditemukan bangkai sapi, namun bangkainya tersebut sudah dikubur. "Di lokasi kejadian tim menemukan jejak satwa Harimau Sumatra, namun agak kurang jelas karena terkena air hujan. Berdasarkan pengamatan petugas di areal hutan terdekat di sekitar lokasi, tim memastikan lokasi tersebut adalah areal berhutan yang disebut warga setempat sebagai "Hutan Kepungan Sialang"," katanya.
Ia menjelaskan Hutan kepungan Sialang itu seluas lebih 15 hektare berjarak 28 Km lebih dari SM Kerumutan. Sementara itu warga setempat menyebut tiga kambing milik karyawan perusahaan juga hilang, namun tidak mengetahui penyebabnya.
Usai berkoordinasi dengan warga, petugas turut menghimbau pihak perusahaan untuk memasang kamera trap guna memastikan satwa yang muncul di sekitar lokasi. "Di akhir kegiatan mitigasi tim menghimbau perusahaan memasang kamera trap dan papan himbauan terkait satwa liar. Kemudian menghimbau pihak perusahaan dan warga desa untuk berhati-hati dan waspada, serta tidak anarkis terhadap satwaliar dan segera mengkandangkan hewan ternak," kata Genman.