REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah sempat menghilang pada masa pandemi Covid-19, kini banyak rumah sakit melaporkan kembali kasus flu yang meningkat tajam bahkan ada yang hingga dirawat. Mempertimbangkan hal tersebut, para ahli kesehatan menyarankan semua orang untuk melakukan vaksin flu dan booster bivalen Covid.
Tapi, apa yang terjadi pada tubuh jika seseorang mendapatkan dua dosis vaksin itu secara bersamaan? Banyak yang khawatir dengan efek samping yang berat jika sekaligus melakukan dua dosis vaksin itu, namun para ahli di Sharp Health menyebut banyak yang melaporkan efek samping ringan.
Contoh efek samping ringan ini, seperti nyeri lengan akibat suntikan, kelelahan, ketidaknyamanan pencernaan, demam, nyeri otot, dan sakit kepala. Namun, para ahli kesehatan menjelaskan bahwa gejala-gejala tersebut biasa terjadi dan merupakan bagian dari sistem kekebalan yang bersiap untuk melawan virus.
Selain itu, menerima vaksin flu dan booster bivalen Covid-19 secara bersamaan tidak mengurangi potensi vaksin. Direktur Asosiasi Medis di Greater Lawrence Family Health Center, Dr Tuhin Roy, menulis sebuah artikel untuk Fakultas Kedokteran Universitas Tufts.
Ia menjelaskan bahwa seseorang mungkin merasa tidak enak badan selama beberapa hari setelah mendapatkan suntikan. Namun, suntikan tersebut dipastikan aman untuk didapatkan pada saat yang bersamaan.
"Meskipun demikian, jika seseorang sudah mengalami reaksi yang kuat terhadap booster Covid-19, para ahli di Houston Methodist menyarankan untuk menempatkan penyangga di antara kedua titik suntikan tersebut, selama beberapa hari," dilansir dari healthdigest, Sabtu (10/12/2022).
Untuk diketahui, Amerika Serikat sedang menghadapi prospek dari apa yang oleh para ahli kesehatan disebut sebagai ‘tripledemik’. Nama itu cocok untuk musim saat ini, karena banyak orang terkena tiga kali lipat virus yakni virus flu, Covid-19, dan virus pernapasan syncytial (RSV).
Rumah sakit sudah mulai mengalami peningkatan jumlah pasien saat negara bersiap menghadapi lonjakan ketiga virus tersebut. Beberapa spesialis kesehatan melaporkan bahwa mereka belum pernah melihat banyak pasien rawat inap karena flu, dalam 10 tahun terakhir.
Pakar kesehatan memperkirakan keadaan akan menjadi lebih buruk karena musim liburan menyebabkan lebih banyak pertemuan di dalam ruangan, di mana virus ini dapat dengan mudah menyebar. Dan ini bahkan sebelum musim flu tapi sudah meningkat sepenuhnya. Berdasarkan laporan dari 5.305 rumah sakit, menurut data terbaru Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, menunjukkan bahwa hampir 80 persen tempat tidur rumah sakit nasional telah terisi.