REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah menanggapi terkait sejumlah mal di Jakarta yang sepi pengunjung. Menurutnya, hal tersebut terjadi karena masyarakat yang lebih memilih belanja lewat e-commerce.
"Ya masyarakat sudah beralih ke e-commerce. Lalu, sepinya mal tidak ada hubungannya dengan isu resesi. Perekonomian indonesia saat ini sedang dalam proses pemulihan. Tahun depan juga diyakini masih akan melanjutkan pemulihan tumbuh positif dikisaran lima persen. Tidak ada lembaga yang memprediksi kan indonesia mengalami resesi," katanya saat dihubungi Republika pada Sabtu (10/12/2022).
Kemudian, ia melanjutkan sepinya mal disebabkan oleh setidaknya dua faktor. Pertama, gaya hidup masyarakat yang sudah semakin digital.
"Masyarakat sekarang lebih banyak belanja secara online di berbagai e-commerce. Lalu, kedua adalah jumlah mal yang sudah terlalu banyak," kata dia.
Ia menambahkan pemilik mal harus berpikir lagi agar mal yang dimiliki bisa bersaing dengan mall lain dan e-commerce.
"Harus ada terobosan-terobosan inovatif yang bisa membuat masyarakat kembali tertarik ke mal," kata dia.
Sebelumnya diketahui, Suasana kios-kios pertokoan yang tutup dan sepi pengunjung di Mal Blok M, Jakarta, Rabu (7/12/2022). Mal yang terletak di bawah Terminal Blok M itu sempat menjadi tujuan pusat berbelanja warga Jakarta di era tahun 1990-an, namun kini menjadi sepi pengunjung karena banyak warga yang lebih memilih berkunjung ke pusat perbelanjaan yang lebih modern serta beralihnya perilaku masyarakat dalam berbelanja yang kini menggunakan sistem online (daring).
Selain itu, Ratu Plaza dan Plaza Semanggi yang terletak di wilayah pusat perkantoran Ibu Kota juga sepi pengunjung. Dulunya kedua mal itu selalu didatangi para pekerja yang hendak melepas penat usai lelah bekerja.