Ahad 11 Dec 2022 05:03 WIB

Beri Nasihat Ke Kaesang-Erina, Wapres: Kalau Ada Ketegangan Jangan Banting Piring

Wapres menjelaskan resep berumahtangga yang harmonis.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Kaesang dan Erina memberikan keterangan usai prosesi akad nikah di depan Pendopo Royal Ambarrukmo, Sleman, DIY, Sabtu (10/12).
Foto: Republika/Silvy Dian Setiawan
Kaesang dan Erina memberikan keterangan usai prosesi akad nikah di depan Pendopo Royal Ambarrukmo, Sleman, DIY, Sabtu (10/12).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan nasihat pernikahan pada prosesi akad nikah Kaesang Pangarep dan Erina Sofia Gudono di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo Hotel Yogyakarta, Sabtu (10/12/2022). Kepada kedua mempelai, Kiai Ma'ruf berpesan agar keduanya saling menjaga rumah tangga dengan harmonis.

Ma'ruf pun membeberkan kunci membangun keharmonisan dalam rumah tangga, salah satunya  saling pengertian satu sama lain.  Dengan adanya saling pengertian, menurutnya, suami-istri akan dapat saling memaklumi kesalahan satu sama lain sehingga akan terus rukun.

Baca Juga

 "Saling pengertian itu jangankan benar, salah pun dimaklumi. Maklum dia lagi tidak konsen, maklum dia lagi dalam keadaan tidak baik, jadi dimaklumi. Itu namanya husnu tafahum," ujarnya.

 Sebab, kata Ma'ruf, dalam membina rumah tangga biasanya terjadi kesalahan yang bisa menyebabkan ketegangan satu sama lain. Apabila terjadi ketegangan antara suami-istri, kata dia, salah satunya harus mampu menjadi pendingin suasana.

"Jadi kalau ada salah satu yang lagi marah, ambil air wudlu, shalat dua rakaat, minta petunjuk kepada Allah," ujarnya.

"Jangan ngambil piring, piring tidak salah tidak apa, dibanting. Jangan (banting) pintu, atau jangan masuk ke kamar mengunci diri satu minggu, (sehingga) suaminya kebingungan. Tapi dinginkan dengan air wudlu, (lalu) bermunajat memohon petunjuk Allah SWT, Insya Allah semuanya akan selesai," ujarnya.  

Selain itu, kata Ma'ruf, kunci membina rumah tangga yang harmonis adalah dengan terus saling mencintai dan menyayangi. Menurut Ma'ruf, rumah tangga yang harmonis, apabila di dalamnya ada mawaddah (saling mencintai).

"Karena memang perkawinan yang tidak dilandasi dengan saling mencintai pasti tidak akan harmonis," ujar Ma'ruf.

Kedua, lanjut Ma'ruf, rumah tangga yang harmonis juga membutuhkan rahmah (kasih sayang). Sebab, kasih sayang bertahan lebih lama dari rasa cinta.

"Kalau mungkin mawadah (mencintai) itu kalau sudah agak mulai tua sudah hilang, tapi rahmah itulah, kasih sayang itu yang akan terus berlanjut," ujarnya.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia itu pun menggambarkan sifat mawadah dan rahmah seperti halnya anggota tubuh yang saling berkaitan. Yakni, apabila salah satu sakit, yang lain akan turut merasakan.

"Ketika istrinya dalam keadaan sakit, kasih sayanglah yang akan mendorong suaminya untuk merawatnya. Ketika misalnya suaminya dalam keadaan sakit, istrinya (yang akan merawat) dengan kasih sayangnya," tambahnya.

Usai menyampaikan nasihat pernikahan, Wapres kemudian memimpin doa untuk memohon keselamatan dan keberkahan hidup berumah tangga bagi kedua mempelai.

 "Ya Allah, berkatilah keduanya dan satukanlah keduanya di dalam keadaan kebaikan. Ya Allah, mudahkanlah urusan mereka, penuhi lah segala hajat yang mereka inginkan. Ya Allah, perbaikilah semua urusannya, baik urusan agamanya maupun urusan dunianya," doa Ma'ruf.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement