Ahad 11 Dec 2022 16:16 WIB

Trek Republik Gobar Etape #2, Pesepeda: Seuhah!

Peserta Republik Gobar mesti melewati tantangan trek menanjak.

Rep: Dea Alvi Soraya/Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Irfan Fitrat
Peserta menggowes sepedanya saat Republik Gobar Etape #2 di Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Ahad (11/12/2022).
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Peserta menggowes sepedanya saat Republik Gobar Etape #2 di Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Ahad (11/12/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Trek dengan berbagai kondisi menjadi tantangan tersendiri bagi peserta agenda gowes bareng Republik Gobar Etape #2. Khususnya trek menanjak. 

Republik Gobar Etape #2, yang digelar Ahad (11/12/2022), dimulai di Lapangan Upakarti Kompleks Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung, Soreang. Peserta lalu diarahkan menuju Jalan Terusan Al-Fathu, Jalan Soreang-Cipatik, Jalan Cimareme Pareng, Bojong, Kutawaringin, Cikadu, Bangsaibane, Cadas Ngampar, Sadu, lalu ke Jalan Raya Soreang-Ciwidey, dan finis di Kampung Pa’go, Pasirjambu, Kabupaten Bandung.

Peserta mesti menempuh rute sepanjang kurang lebih 18 kilometer untuk sampai titik finis. Ipon (49 tahun), pesepeda perempuan asal Kota Bandung, mengaku cukup kesulitan saat melewati trek tanjakan. Terutama tanjakan di kawasan Cibodas, Kutawaringin. “Seuhah! Bukan lada lagi,” kata dia, setelah sampai di titik finis Kampung Pa’go, Kabupaten Bandung.

Ipon mengaku lebih sering bersepeda di jalur perkotaan yang kondisinya landai. Karena itu, menghadapi trek yang terbilang terjal menjadi tantangan tersendiri baginya. Peserta lainnya, Nay (39), juga menyoroti jalur ekstrem pada Republik Gobar Etape 2# ini. Ibarat makanan, treknya dinilai “pedas”. “Treknya lada, bikin eungap,” ujar Nay.

Meskipun menghadapi trek gowes yang menantang dan melelahkan, Nay merasa senang karena bisa melihat pemandangan alam. Saat gowes bareng, ia melintasi kawasan kaki gunung, juga aliran sungai, yang membantu mengurangi rasa lelah. “Bagus, enak sih ya buat pesepeda,” kata dia.

 

photo
 
Peserta Republik Gobar Etape #2. (Foto: Abdan Syakura/Republika)

 

Bagi Wiwit (41), peserta pertama yang mencapai titik finis, rute Republik Gobar Etape #2 ini terbilang lebih ekstrem dibandingkan sebelumnya. Pada Etape #1, yang digelar 20 November lalu, peserta mulai gowes bareng dari kantor Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jalan AH Nasution, Arcamanik, Kota Bandung. Kemudian melalui Jalan Cijambe, Kosar, Giri Mekar, Cigarukgak, Batununggal, Cibejog, Bongkor, Babakan Batawi, Sasak Lemah, Tanjakan Panjang, Palintang, lalu ke Jalan Palalangon dan finis di Maranganani Camp, Cipanjalu, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. “Lebih ekstrem ini (Etape #2) dibanding trek Ujungberung, menurut saya,” ujar Wiwit. 

Selain rutenya yang lebih panjang, menurut Wiwit, pada Etape #2 ini ada tanjakan dan turunan yang kondisinya lebih curam ketimbang sebelumnya. “Ada tanjakan yang lumayan tinggi, itu saya pilih dorong saja (sepedanya) karena jalannya juga enggak terlalu mulus,” kata dia.

Selain tanjakan terjal dan turunan, peserta Etape #2 juga melintasi jalan makadam, jalan setapak, juga jalan aspal. "Lumayan seuhah," ujar Wiwit. 

Wiwit mengapresiasi tim panitia Republik Gobar, termasuk marsal, yang sigap menunjukkan arah, serta membantu peserta yang mengalami kendala dalam perjalanan. “Bagus, tidak ada yang kesasar karena pemandunya dan marsalnya banyak,” ujar dia.

Panitia Republik Gobar menyiapkan tim evakuasi untuk membantu peserta yang mengalami kendala. Ambulans juga disiagakan. Agenda Republik Gobar Etape #2 ini merupakan hasil kerja sama Republika dengan Bank BJB, didukung oleh Bank BJB Syariah, Aman Palestin Indonesia, RS Hermina Soreang, Elbrusland Adventure, Track, Kampung Pa'go, dan Pemkab Bandung.

 

photo
Peserta dibantu panitia menurunkan sepeda di titik finis Republik Gobar Etape #2, Kampung Pa'go, Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Ahad (11/12/2022). (Abdan Syakura/Republika)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement