REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Serangan Rusia ke wilayah sistem energi Ukraina tak menyurutkan keinginan para pengusaha untuk tetap mengekspor gandum mereka. Hal ini terlihat dari terus berlangsungnya pengiriman gandum dari pelabuhan Odesa di Ukraina ke berbagai wilayah.
"Ada masalah, namun tak ada satu pedagang pun yang bicara mengenai penundaan pengiriman," jelas Menteri Agrikultur Ukraina, Mykola Solky, seperti dilansir Reuters.
Sebelumnya, pada Sabtu lalu, Rusia melayangkan serangan drone ke sistem pembangkit listrik di wilayah selatan Odesa, Ukraina. Serangan tersebut membuat lebih dari 1,5 juta warga tak bisa mengakses listrik untuk berkegiatan.
Menurut pihak otoritas wilayah Odesa, listrik akan mulai dialirkan kembali ke ke pemukiman warga dalam beberapa hari ke depan. Sedangkan proses restorasi menyeluruh pada jaringan listrik diprediksi akan berlangsung selama 2-3 bulan.
Serangan Rusia yang menyasar sistem pembangkit listrik ini bukan yang pertama kali terjadi. Sejak Oktober, Rusia mulai menarget infrastruktur energi di Ukraina dengan misil dan serangan drone.
Ukraina merupakan salah satu negara penghasil dan pengekspor jagung serta gandum terbesar di dunia. Akan tetapi, kegiatan mengekspor jagung dan gandum tersebut mengalami penurunan signifikan setelah Rusia melakukan invasi ke Ukraina.