REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Pemerintah Uni Emirat Arab dan Israel meratifikasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif. Perjanjian perdagangan bebas, yang pertama kali ditandatangani pada Mei, akan menghapus atau mengurangi tarif 96 persen barang yang diperdagangkan antar negara.
“Perdagangan non-minyak antara UEA dan Israel mencapai 2 miliar dolar AS dalam sembilan bulan pertama tahun 2022, atau naik 114 persen dari periode yang sama pada 2021. (Perjanjian) ini akan mempercepat kemajuan karena kami menciptakan peluang di sektor-sektor utama seperti teknologi, energi terbarukan, dan ketahanan pangan," ujar Menteri Perdagangan Luar Negeri UEA, Thani Al Zeyoudi, Ahad (11/12/2022).
UEA memperkirakan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif akan meningkatkan perdagangan bilateral tahunan menjadi lebih dari 10 miliar dolar AS dalam lima tahun. Tarif yang akan dikurangi mencakup makanan, obat-obatan, berlian, perhiasan, pupuk dan bahan kimia lainnya.
Presiden Dewan Bisnis UEA-Israel, Dorian Barak, mengatakan, perjanjian perdagangan tersebut menetapkan tarif pajak, impor, dan kekayaan intelektual. Perjanjian ini akan mendorong lebih banyak perusahaan Israel untuk mendirikan kantor di UEA. Dewan memperkirakan ada hampir 1.000 perusahaan Israel yang bekerja di atau melalui UEA pada akhir tahun ini.
"Pasar domestik tidak mewakili keseluruhan peluang. Peluang benar-benar disiapkan di Dubai, seperti yang dimiliki banyak perusahaan, untuk menargetkan wilayah yang lebih luas," kata Barak kepada Reuters melalui telepon.
Kesepakatan itu menandai pakta perdagangan bebas kedua UEA setelah menandatangani perjanjian serupa dengan India pada Februari lalu. UEA sedang dalam pembicaraan perdagangan dengan beberapa negara lain, termasuk Indonesia dan Korea Selatan. UEA telah berupaya memperkuat ekonomi dan statusnya sebagai pusat bisnis utama setelah pandemi virus corona.
Israel dan UEA menjalin hubungan diplomatik pada September 2020 di bawah Kesepakatan Abraham yang ditengahi Amerika Serikat (AS). Kesepakatan Abraham dirilis pada era pemerintahan mantan Presiden Donald Trump. Bahrain dan Maroko juga menjalin hubungan diplomatik dengan Israel pada tahun yang sama.