Senin 12 Dec 2022 04:29 WIB

Pemkab Tulungagung Terima Replika Fosil Homo Wajakensis dari Belanda

Replika fosil homo Wajakensis akan diletakkan di Museum Wajakensis.

Museum Wajakensis.
Foto: Antara
Museum Wajakensis.

REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur telah menerima replika fosil tengkorak dari manusia purba yang diketemukan di daerah Wajak (dikenal dengan sebutan Homo Wajakensis), dari pemerintah Belanda.

"Pengiriman ini sesuai permintaan kami ke Pemerintah Belanda, sekitar Agustus silam," kata Kabid Litbang Perencanaan Pembangunan Bappeda Kabupaten Tulungagung, Ridwan di Tulungagung, Sabtu (10/12/2022).

Replika berskala 1 : 1 ini diterima oleh Pemkab Tulungagung pada Kamis (8/12/2022) siang. Paket istimewa tersebut langsung dibuka untuk diteliti kelengkapan dan keasliannya.

"Museum Naturalis Biodiversity Center di Leiden Belanda mengirimkan replika fosil homo Wajakensis ke Tulungagung," paparnya.

Oleh pemerintah daerah, replika tersebut selanjutnya akan diletakkan di Museum Wajakensis. Replika dari Belanda ini akan ditaruh berjajar dengan replika homo sapiens yang diidentifikasi sebagai Homo Wajakensis yang dibuat BPCB yang sudah ada di museum.

Opsi lain, replika Homo Wajakensis ditaruh di lokasi awal penemuannya, namun tetap memperhatikan unsur keamanan replika tersebut.

"Dengan begitu, seandainya ditaruh lokasi penemuannya akan mendukung untuk pendidikan,? jelasnya.

Homo Wajakensis merupakan manusia purba yang hidup di Tulungagung sekitar 40 ribu tahun lalu. Selain di Tulungagung, manusia purba ini juga diperkirakan hidup di sebagian besar wilayah Indonesia.

Dulu, fosil ini ditemukan oleh B. D. Van Rietschoten pada tahun 1889, dan dteliti oleh Eugene Dubois. Lantaran ditemukan pada masa penjajahan Belanda, temuan fosil ini dibawa ke Belanda untuk diteliti.

Setelah satu abad lebih, Pemerintah Kabupaten Tulungagung akhirnya bisa memiliki fosil ini, meski hanya berupa replika yang dikirim langsung dari Belanda.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement