Senin 12 Dec 2022 11:55 WIB

Pasukan Pakistan-Afghanistan Terlibat Konfrontasi Bersenjata di Perbatasan

Enam warga sipil tewas akibat serangan dari Afghanistan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
 orang yang terluka dalam bentrokan yang meletus di Chaman, di perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan, dipindahkan ke rumah sakit di Quetta, Pakistan, 11 Desember 2022. Wakil Komisaris Chaman Abdul Hameed Zehri mengatakan bahwa sedikitnya lima orang tewas dan 17 lainnya terluka ketika Taliban Afghanistan menembaki daerah perumahan di Chaman, Pakistan. Sengketa perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan berlanjut karena Afghanistan menolak untuk mengakui garis sepanjang 2.640 kilometer yang memisahkan kedua negara sebagai perbatasan internasional, sementara Pakistan melakukannya.
Foto: EPA-EFE/STRINGER 3554
orang yang terluka dalam bentrokan yang meletus di Chaman, di perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan, dipindahkan ke rumah sakit di Quetta, Pakistan, 11 Desember 2022. Wakil Komisaris Chaman Abdul Hameed Zehri mengatakan bahwa sedikitnya lima orang tewas dan 17 lainnya terluka ketika Taliban Afghanistan menembaki daerah perumahan di Chaman, Pakistan. Sengketa perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan berlanjut karena Afghanistan menolak untuk mengakui garis sepanjang 2.640 kilometer yang memisahkan kedua negara sebagai perbatasan internasional, sementara Pakistan melakukannya.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pasukan Pakistan dan Afghanistan terlibat konfrontasi bersenjata di wilayah perbatasan kedua negara, Ahad (11/12/2022). Enam warga sipil Pakistan yang tinggal di dekat perbatasan tewas akibat serangan yang diluncurkan dari Afghanistan.

Militer Pakistan mengungkapkan, sebelum konfrontasi bersenjata terjadi, Pasukan Perbatasan Afghanistan melepaskan tembakan senjata berat dan artileri terlebih dulu ke wilayah Pakistan. "Pasukan Perbatasan Afghanistan melepaskan tembakan senjata berat tanpa alasan dan tanpa pandang bulu termasuk artileri atau mortir ke penduduk sipil," kata militer Pakistan, dikutip laman TRT World.

Serangan Pasukan Perbatasan Afghanistan itu menyebabkan enam warga sipil Pakistan tewas. Pasukan Pakistan akhirnya melancarkan serangan balasan di perlintasan perbatasan Chaman di barat daya provinsi Balochistan. Namun dalam responsnya, militer Pakistan mengklaim bahwa mereka tidak membidik warga sipil.

photo
Orang-orang berkumpul di samping truk yang terbakar akibat penembakan pasukan Afghanistan, di Chaman, sebuah kota di barat daya Pakistan di sepanjang perbatasan Afghanistan, Minggu, 11 Desember 2022. Militer Pakistan mengutuk tembakan senjata berat yang tidak beralasan dan membabi buta oleh pasukan Afghanistan terhadap warga sipil di kota perbatasan hari Minggu, mengatakan beberapa orang tewas dan lebih dari selusin terluka dalam insiden itu. - (AP Photo)

Pejabat Afghanistan di Provinsi Kandahar, Noor Ahmad, mengungkapkan, serangan yang menghantam wilayah Pakistan merupakan insiden tak disengaja. Menurut Ahmad, ketegangan telah mereda setelah perwakilan kedua belah pihak melakukan pertemuan. Ahmad tak menjelaskan lebih detail tentang ketidaksengajaan yang dimaksudnya serta hal apa saja yang dibahas dalam pertemuan antara perwakilan Pakistan dan Afghanistan.

Saat ini pemerintahan di Afghanistan dipegang oleh kelompok Taliban. Pada Agustus lalu, Taliban dan Pakistan sempat terlibat ketegangan. Hal itu karena Taliban menuduh Islamabad membantu operasi Amerika Serikat (AS) dalam membunuh pemimpin Al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri. Dia tewas oleh serangan pesawat nirawak AS di Kabul pada 31 Juli lalu.

Pakistan membantah tegas tuduhan Taliban. “Dengan tidak adanya bukti, seperti yang diakui menteri Afghanistan sendiri, tuduhan dugaan seperti itu sangat disesalkan dan bertentangan dengan norma-norma diplomatik yang bertanggung jawab,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Pakistan dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada 28 Agustus lalu.  

Kemenlu Pakistan menegaskan, mereka menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua negara serta mengutuk terorisme dalam segala bentuk dan manifestasinya. "Kami mendesak otoritas sementara Afghanistan untuk memastikan pemenuhan komitmen internasional yang dibuat oleh Afghanistan untuk tidak mengizinkan penggunaan wilayahnya untuk terorisme terhadap negara mana pun," katanya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement