REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT – Organisasi The Palestinian Prisoner Society mengungkapkan, sepanjang tahun ini pasukan Israel telah menangkap 6.500 warga Palestina. Sebanyak 490 penangkapan di antaranya terjadi pada November lalu.
“Di antara para tahanan, terdapat 153 wanita dan 811 anak di bawah umur,” Palestinian Prisoner Society dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Middle East Monitor, Senin (12/12/2022).
Menurut Palestinian Prisoner Society, otoritas Israel telah menerbitkan 2.134 perintah penahanan administratif terhadap warga Palestina tanpa dakwaan atau pengadilan.
Kebijakan penahanan administratif memungkinkan otoritas Israel menahan siapa pun selama enam bulan tanpa dakwaan atau pengadilan. Masa penahanan dapat diperpanjang tanpa batas waktu.
Menurut angka Otoritas Palestina, saat ini terdapat sekitar 4.700 warganya yang ditahan di penjara-penjara Israel. Setidaknya 835 di antaranya ditahan tanpa dakwaan atau proses pengadilan.
Tak hanya penahanan, pembunuhan terhadap warga Palestina, baik di Tepi Barat maupun Jalur Gaza, juga terus berlanjut.
Pada Kamis (8/12/2022) pekan lalu, pasukan Israel menembak mati tiga warga Palestina di Jenin, Tepi Barat.
Peristiwa itu terjadi ketika pasukan Israel menggelar operasi penggerebekan di sebuah kamp pengungsi di Jenin. Hal itu seketika memicu bentrokan dengan penduduk lokal Palestina.
"Tiga warga Palestina ditembak mati oleh pasukan Israel dari jarak dekat. Ketiganya belum teridentifikasi," kata kantor berita Palestina, WAFA, dalam laporannya.
Menurut WAFA, sepanjang tahun ini Israel telah membunuh 216 warga Palestina. Sebanyak 164 korban berada di Tepi Barat dan sisanya merupakan warga Jalur Gaza.
Sementara Organisasi Defence for Children International–Palestine (DCIP) mengungkapkan, sepanjang tahun ini, Israel sudah menewaskan 15 anak Palestina. Menurut mereka angka pelanggaran terhadap anak yang dilakukan Israel terus meningkat setiap tahunnya.
Anak-anak, remaja, dan pemuda Palestina kerap melakukan perlawanan saat tentara Israel berusaha menggusur atau merebut tanah tempat mereka tinggal.
Perlawanan itu direspons pasukan Israel dengan melemparkan granat kejut, menembakkan gas air mata, dan memukuli mereka.
“Mayoritas anak-anak Palestina yang menjadi sasaran pasukan pendudukan Israel adalah laki-laki muda,” ungkap Direktur DCIP Ayed Abu Eqtaish, dikutip Middle East Monitor, Ahad (10/7/2022).