Senin 12 Dec 2022 13:01 WIB

Penasihat Medis China Sebut Varian Omicron Serupa dengan Flu

Kematian akibat varian omicron 0,1 persen mirip dengan flu biasa.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Orang-orang yang memakai masker berjalan melalui pusat perbelanjaan terbuka yang dibuka kembali di Beijing, Minggu, 4 Desember 2022. Seorang penasihat medis terkemuka di China, Zhong Nanshan mengatakan, tingkat kematian dari varian virus omicron serupa dengan influenza.
Foto: AP Photo/Andy Wong
Orang-orang yang memakai masker berjalan melalui pusat perbelanjaan terbuka yang dibuka kembali di Beijing, Minggu, 4 Desember 2022. Seorang penasihat medis terkemuka di China, Zhong Nanshan mengatakan, tingkat kematian dari varian virus omicron serupa dengan influenza.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING --  Seorang penasihat medis terkemuka di China, Zhong Nanshan mengatakan, tingkat kematian dari varian virus omicron serupa dengan influenza. Dalam wawancara dengan kantor berita Xinhua, Zhong mengatakan tingkat kematian akibat omicron sekitar 0,1 persen mirip dengan flu biasa, dan infeksinya jarang mencapai paru-paru.

Menurut Zhong sebagian besar orang pulih dari infeksi varian omicron dalam waktu tujuh sampai 10 hari. China melaporkan 10.514 infeksi lokal pada Sabtu (10/12/2022). Jumlah infeksi ini 20 persen lebih rendah dari catatan kasus pada Jumat (9/12/2022). Namun keraguan muncul tentang keakuratan jumlah kasus karena lebih sedikit orang yang dites.

Baca Juga

"Ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan tingkat booster-shot karena perjalanan selama liburan mendatang akan meningkatkan risiko penyebaran skala besar.Tidak mungkin orang akan tetap tinggal selama liburan Tahun Baru Imlek 2023, jadi saya menyarankan mereka yang akan mudik untuk mendapatkan suntikan booster, sehingga meskipun terinfeksi, gejalanya akan ringan,” kata Zhong, dilaporkan Bloomberg, Ahad (11/12/2022).

Liburan Tahun Baru Imlek berlangsung dari 21 Januari hingga 27 Januari. Tetapi biasanya liburan berlangsung sekitar 40 hari karena orang-orang libur sebelum dan sesudah libur resmi. Ratusan juta orang Tionghoa kembali ke provinsi asal mereka untuk berkumpul dengan keluarga selama Tahun Baru.

China berencana meningkatkan kapasitas fasilitas medis di tingkat kabupaten untuk melindungi orang yang tinggal di daerah pedesaan dari Covid-19. Otoritas China meminta rumah sakit untuk meningkatkan kapasitas unit perawatan intensif pada akhir Desember. Staf medis dari pediatri dan unit lain perlu mendapat pelatihan tentang cara merawat pasien di ICU, sesuai rencana.

Dalam sebuah artikel pada Ahad, tabloid People's Daily milik Partai Komunis mengatakan, pemerintah daerah telah mempraktikkan 10 tindakan baru Covid-19 yang diumumkan oleh Komisi Kesehatan Nasional minggu lalu, termasuk pengurangan pengujian massal dan melonggarkan aturan karantina. Sejumlah daerah seperti Chongqing, dan kota-kota di Liaoning, Shandong, dan Guangdong telah mendesak sekolah untuk melanjutkan pengajaran secara daring. 

Langkah-langkah baru ini akan membuka jalan bagi China untuk lebih mengoptimalkan pengendalian Covid-19 di masa depan dan pada akhirnya mengklaim kemenangan atas wabah tersebut. Surat kabar Global Times yang didukung negara pada Ahad, mengutip mantan Kepala Ahli Epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, Zeng Guang, mengatakan, saran bagi pemerintah untuk menurunkan tingkat pengendalian Covid-19 dari Kategori A teratas ke Kategori B telah mendapatkan momentum di dunia ilmiah.

"Para ilmuwan China mencapai konsensus bahwa variasi virus korona menjadi kurang berbahaya, China akan menurunkan tingkat pengendalian Covid-19 pada waktu yang tepat," kata Zeng.  

China saat ini mengklasifikasikan Covid-19 sebagai penyakit Kategori-B. Tetapi negara itu mengendalikan wabah ini sebagai penyakit Kategori-A. 

Baca juga : Bukan Batuk-Sakit Tenggorokan, Ini Gejala Covid-19 pada Orang yang Sudah Divaksinasi

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement