Senin 12 Dec 2022 14:38 WIB

Thailand Rayakan Kedatangan 10 Juta Wisatawan Internasional 

Thailand berharap dapat menghasilkan 16 miliar dolar AS pada tahun ini.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Orang-orang berjalan di jembatan di Bangkok, Thailand, 29 Oktober 2020. Thailand merayakan momen kedatangan 10 juta pengunjung internasional pada 2022 pada akhir pekan lalu.
Foto: EPA-EFE/DIEGO AZUBEL
Orang-orang berjalan di jembatan di Bangkok, Thailand, 29 Oktober 2020. Thailand merayakan momen kedatangan 10 juta pengunjung internasional pada 2022 pada akhir pekan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Thailand merayakan momen kedatangan 10 juta pengunjung internasional pada 2022 pada akhir pekan lalu. Negara ini menyambut sekitar 40 juta orang pada 2019, tahun sebelum pandemi melanda dan menghancurkan jumlah wisatawan yang datang.

Dengan pelonggaran pembatasan di seluruh dunia, jumlah perjalanan Thailand mulai pulih dengan lambat. Pemerintah berharap dapat menghasilkan pendapatan pariwisata hampir 16 miliar dolar AS tahun ini.

Baca Juga

Penari tradisional dan penabuh genderang di Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok pada 10 Desember menyambut para penumpang yang tiba dengan penerbangan Saudi Arabian Airlines. "Hari baru telah tiba. Kami ingin membangun keyakinan bahwa Thailand masih menjadi salah satu tujuan wisata (teratas) orang di seluruh dunia," kata Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-O-Cha dalam pidatonya di bandara dikutip dari Arabnews.

Menteri Keuangan Thailand Arkhom Termpittayapaisith mengatakan, jumlah pengunjung juga diperkirakan akan bertambah tahun depan. Angka pemerintah menunjukkan, Thailand akan menyambut sekitar 23 juta wisatawan pada 2023, sementara beberapa analis percaya pemulihan penuh dalam jumlah wisatawan bisa terjadi pada 2024.

Pemilik hotel dan pemilik restoran Thailand menghela napas lega karena bisnis perlahan meningkat. Presiden Asosiasi Hotel Thailand Marisa Sukosol menyambut baik pencapaian 10 juta wisatawan setelah dua setengah tahun yang menyakitkan.

"Saya pikir tahun depan kita akan melihat momentum pertumbuhan yang berkelanjutan," kata Marisa merujuk pada kembalinya wisatawan dari Rusia dan di seluruh kawasan Asia-Pasifik. Namun, Marisa memperingatkan terhadap optimisme yang berlebihan karena stagnasi ekonomi serta ancaman pandemi yang berkepanjangan terus berdampak pada sektor pariwisata.

Sementara Thailand mendapat manfaat dari pelonggaran pembatasan perjalanan oleh negara lain, industri pariwisatanya juga terpengaruh oleh perlambatan ekonomi global dan inflasi yang terus berlanjut. Pemulihan di sektor pariwisata juga sangat bergantung pada China yang melonggarkan aturan perjalanan internasional. Beijing sebelumnya merupakan sumber turis asing terbesar bagi Bangkok.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement