Tingkatkan Daya Saing Ekspor, Kemenkop Latih UMKM Gula Semut Banyumas
Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Yusuf Assidiq
Proses pembuatan gula semut. | Foto: Dokumen.
REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) menggelar pelatihan khusus bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) gula semut di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Tujuannya agar semakin berdaya saing untuk menembus pasar ekspor yang lebih luas.
Deputi Usaha Mikro Kemenkop Yulius secara daring dalam acara pembukaan Pelatihan Bagi Usaha Mikro Potensi Lokal Berbasis Ekspor di Banyumas, mengatakan Kabupaten Banyumas merupakan salah satu daerah penghasil gula semut atau gula kelapa terbesar di Jateng yang sudah menjangkau pasar ekspor.
“Industri rumahan gula semut turut bertumbuh seiring meningkatnya permintaan gula semut di pasar domestik maupun pasar global,” jelas dia.
Hal itu mendorong Kemenkop menggelar pelatihan bagi pelaku usaha gula semut di Banyumas supaya daya saing mereka di pasar ekspor semakin meningkat. Pelatihan tersebut diselenggarakan dari 6 sampai 9 Desember 2022 di Banyumas.
“Banyumas dikenal dengan gula kelapanya yang berkualitas serta merupakan salah satu kabupaten dengan produksi gula semut kelapa tertinggi di Indonesia. Diversifikasi produk gula kelapa menjadi gula semut yang dilakukan bahkan telah menembus pasar ekspor,” jelas dia.
Pelatihan yang diikuti 35 pelaku usaha gula semut ini bersinergi dengan benihbaik.com dan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM Banyumas. Pelatihan ini juga menghadirkan ahli bidang ekspor dan pelaku usaha ekspor yang memberikan wawasan dan pola pikir bisnis ekspor bagi peningkatan kapasitas pelaku usaha gula semut.
Lebih dari itu, ada materi pendukung lain mencakup tips membangun fondasi bisnis, Digital Marketing, Optimasi E-Commerce, Perencanaan Periklanan dan Penjualan, Selling Skill, Mencari Pembeli Potensial dari Luar Negeri.
Kemudian, Penyiapan Produk, Perhitungan Harga, Pemasaran, Penjualan, Pembayaran, dan Dokumen Ekspor. Dalam pelatihan tersebut, dilakukan pula Business Matching yang melibatkan Atase Perdagangan Indonesia di Canberra, Australia, Agung Harris Setiawan.
Lebih lanjut Yulius mengharapkan dalam pelatihan tersebut, pelaku usaha dapat memproleh informasi tentang gambaran negara-negara tujuan ekspor baru. Dengan membuka akses pasar ke negara baru tujuan ekspor maka akan dapat meningkatkan skala ekspor gula semut dari Banyumas.
“Kementerian Koperasi dan UKM concern untuk pemberdayaan KUKMKM, salah satunya melalui kegiatan pengembangan kapasitas usaha mikro melalui pelatihan. Kali ini fokus pada pengembangan pasar baik lokal maupun ekspor di sektor pertanian khsususnya produksi gula semut,” ujar dia.
Yulius mendorong peserta pelatihan memanfaatkan pelatihan yang berlangsung selama tiga hari tersebut. Tujuannya menambah wawasan, membangun inovasi, dan semakin mantap menjalankan usaha.
Di samping itu, Yulius menekankan pentingnya beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang ada dan menjalan kolaborasi atau jejaring dengan sesama pelaku usaha. Usaha gula semut, kata Yulius, telah berkontribusi terhadap pergerakan ekonomi Jateng.
Termasuk berkontribusi bagi ekspor UKM nasional hingga mencapai 14,4 persen. Semakin meningkatnya ekspor gula semut, diharapkan berdampak terhadap pencapaian target ekspor UKM nasional.