Selasa 13 Dec 2022 01:21 WIB

ANRI: 18 Tahun Tsunami Aceh Telah Menjadi Warisan Dokumenter

Arsip Tsunami Aceh juga telah diakui UNESCO sebagai Memory of The World

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Masjid Raya Aceh pascaterjangan tsunami
Foto: Antara
Masjid Raya Aceh pascaterjangan tsunami

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH - Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menyambut refleksi 18 tahun tsunami di Samudera Hindia (Aceh) dengan pelaksanaan seminar internasional karena peristiwa tersebut telah menjadi sebuah pengetahuan dan warisan dokumenter.

"Arsip Tsunami Samudera Hindia ini juga telah diakui UNESCO sebagai MoW (Memory of The World) pada 30 Oktober 2017 lalu," kata Kepala Biro Perencanaan dan Humas ANRI F Kristiartono dalam keterangan yang diterima di Banda Aceh, Senin (12/12/2022).

Baca Juga

Kristiartono mengatakan pada refleksi 18 tahun tsunami Aceh ini, ANRI menggelar seminar internasional bertajuk Menuju Pusat Arsip Pandemi dan Kebencanaan. Tragedi tsunami Aceh menjadi pembelajaran, pengetahuan, dan warisan dokumenter.

Seminar internasional tersebut digelar bekerja sama dengan Pemerintah Aceh dan Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, pada Selasa (13/12/2022), secara daring dan secara luring di Gedung AAC Dayan Dawood USK. Kegiatan tersebut, kata Kristiartono, dibuka langsung oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Abdullah Azwar Annas. Turut hadir Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Pj Gubernur Aceh.

"Para pimpinan lembaga kearsipan di wilayah Asia Tenggara pun turut hadir secara luring dan daring pada acara seminar internasional ini," ujarnya.

Dirinya menjelaskan seminar tersebut akan menjadi momen penting untuk menyosialisasikan keberhasilan penominasian arsip tsunami Samudera Hindia sebagai Memory of The World (MoW). Dengan diakuinya arsip tsunami sebagai MoW oleh UNESCO, maka informasi penanggulangan bencana tsunami yang terekam dalam arsip juga diharapkan dapat diakses dengan mudah oleh publik.

Dengan demikian arsip itu bisa dijadikan bahan pembelajaran dan referensi pengambilan keputusan serta kebijakan mitigasi dan penanggulangan bencana. "Arsip tersebut merekam peristiwa bencana tsunami, proses mitigasi, serta proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana," katanya.

Arsip tsunami Aceh yang diakui UNESCO itu terdiri dari tekstual sepanjang 9,3 km linier, arsip foto 500 lembar, rekaman suara 196 kaset, video magnetik 13 kaset, serta elektronik dalam bentuk CD/DVD 1.230 keping. "Saat itu, penominasian arsip tsunami Samudera Hindia dilakukan melalui nominasi bersama (joint nomination) antara Indonesia dengan Sri Lanka," ujarnya.

Pada seminar internasional ini juga dilaksanakan penandatanganan eksekutif program antara ANRI dan National Archives of Singapore dan penandatanganan Nota Kesepahaman antara ANRI dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement