Selasa 13 Dec 2022 08:17 WIB

Terapkan Satu Hal Ini Bisa Pangkas Risiko Sakit Jantung Hingga 20 Persen

Risiko sakit jantung bisa terpangkas 20 persen hanya dengan satu tindakan kecil.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Risiko sakit jantung bisa terpangkas 20 persen hanya dengan satu tindakan kecil.
Foto: www.freepik.com.
Risiko sakit jantung bisa terpangkas 20 persen hanya dengan satu tindakan kecil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit jantung yang meliputi serangan jantung, stroke, hingga gagal jantung, merupakan penyebab kematian nomor satu bagi orang dewasa. Kabar baiknya, risiko penyakit jantung bisa dipangkas hingga 20 persen hanya dengan satu tindakan kecil.

Sebuah studi baru menunjukkan cara sederhana itu, yakni mengurangi konsumsi garam. Para peneliti dari Tulane University di New Orleans, Amerika Serikat, menganalisis basis data dari UK Biobank yang mencakup 176.570 orang dewasa untuk mendapatkan hasil tersebut.

Baca Juga

Riset menemukan bahwa orang yang kerap menambahkan garam ke makanan mereka lebih mungkin mengidap penyakit kardiovaskular, seperti gagal jantung dan iskemia. Itu jika dibandingkan dengan orang yang lebih sedikit asupan garamnya.

Dari 176.570 orang dewasa yang dianalisis, tercatat ada 9.963 kejadian kardiovaskular.  Kasus yang paling umum adalah penyakit jantung iskemik atau penyakit jantung koroner (6.993 kasus), diikuti 2.007 kasus stroke, dan 2.269 kasus gagal jantung.

Orang yang melaporkan jarang atau tidak pernah menambahkan garam ke makanan selain saat pengolahan, tercatat 26 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan penyakit jantung iskemik. Risiko mereka pun 37 persen lebih kecil untuk mengembangkan gagal jantung dibandingkan dengan orang yang menambahkan garam ke makanan.

Tim peneliti juga menjumpai bahwa orang yang pola makannya mirip diet DASH atau Dietary Approaches to Stop Hypertension mengalami kejadian kardiovaskular paling sedikit. Diet DASH menyarankan konsumsi buah, sayuran, biji-bijian, produk susu rendah lemak, polong-polongan, dan kacang-kacangan.

"Hasil studi kami menunjukkan peran tambahan preferensi garam yang lebih rendah dan pola makan yang lebih sehat dalam pencegahan penyakit kardiovaskular," tulis tim peneliti, dikutip dari laman Fatherly, Selasa (13/12/2022).

Menambahkan garam ke makanan diakui menjadi perilaku umum dalam pola makan di beberapa negara, namun itu dapat dimodifikasi melalui edukasi kesehatan. Meskipun merupakan tambahan pada makanan yang umum, garam telah lama dikaitkan dengan kondisi kesehatan yang merugikan.  

Penelitian sebelumnya telah mengaitkan asupan garam dalam jumlah banyak dengan disfungsi ginjal, kanker, dan hilangnya kepadatan tulang, terutama pada perempuan. Alih-alih konsumsi makanan yang tinggi garam, dianjurkan untuk menyantap buah-buahan dan sayuran dengan sedikit atau tanpa makanan olahan.

Pilihan itu dinilai sangat ideal untuk mengatur asupan natrium secara keseluruhan. Jika merasa mustahil untuk berhenti menambahkan garam ke makanan karena sudah terbiasa, disarankan untuk mencoba alternatif nonnatrium seperti kalium klorida.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement