Selasa 13 Dec 2022 15:50 WIB

Ragam Festival Menjamur, Kemenparekaf: Ada Euforia Masyarakat Pascapandemi

Pandemi Covid-19 belum berakhir. Ini ditandai masih adanya penambahan kasus baru.

Rep: fauziah mursid/ Red: Hiru Muhammad
Penonton menyaksikan penampilan Neck Deep saat Festival Musik Soundrenaline 2022 di Ancol, Jakarta, Sabtu (26/11/2022). Dalam aksinya, Neck Deep membawakan beberapa lagu hitsnya berjudul STFU, December, Wish You Were Here dan In Bloom. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Penonton menyaksikan penampilan Neck Deep saat Festival Musik Soundrenaline 2022 di Ancol, Jakarta, Sabtu (26/11/2022). Dalam aksinya, Neck Deep membawakan beberapa lagu hitsnya berjudul STFU, December, Wish You Were Here dan In Bloom. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Krisis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Fadjar Hutomo mengatakan banyaknya penyelenggaraan kegiatan berskala besar dikarenakan jumlah permintaan masyarakat tinggi. Fadjar mengatakan, setelah situasi pandemi Covid-19 berangsur membaik diikuti dengan pelonggaran izin penyelenggaraan kegiatan-kegiatan berskala besar seperti festival musik, pernikahan maupun event internasional.

"Tentunya setelah sekian lama terkekang (karena pandemi) begitu ya maka ada euforia dari masyarakat ini dorongan demandnya (permintaannya) mulai membanjiri, mulai menghadiri banyak kegiatan atau event," ujar Fadjar dalam Talkshow Adaptasi Kebiasaan Baru pada Perhelatan Besar yang digelar daring, Selasa (13/12/2022).

Baca Juga

Fadjar mengatakan, euforia tinggi masyarakat ini juga diikuti dengan bertambahnya segmen masyarakat baru terhadap gelaran festival musik maupun konser. Sebab, selama hampir 3 tahun pandemi, tentu jumlah segmentasi penonton bertambah dengan penambahan usia. "Dulu pada saat pandemi mungkin usia penontonnya masih di bawah umur, sekarang usianya sudah mencukupi, maka ini juga ada tambahan segmen baru yang menghadiri event event semacam itu," ujarnya.

Karena itu, kegiatan berskala besar saat ini sudah banyak diselenggarakan. Namun, Fadjar memastikan Pemerintah telah memberikan panduan agar penyelenggaraan kegiatan harus mematuhi protokol aman Covid-19. Menurutnya, panduan ini juga sudah dilakukan sejak awal-awal pandemi. "Bagaimana bisa menyelenggarakan event-event dengan tetap menjaga protokol kesehatan itu, makanya dari awal kita bersama teman-teman ini juga menyusun buku panduan CHSE yakni clean health safety environment sustainability untuk penyelenggaran," kata dia.

"Diharapkan disitu kegiatannya tetap dapat berjalan dan protokolnya dipatuhi, tentunya kemudian tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan," tambah Fadjar.

Pernyataan serupa disampaikan Ketua Unit Kajian Strategis Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19, I Nyoman Gde Agus Asrama yang mengingatkan masyarakat untuk tidak mengendurkan protokol kesehatan di tengah mulai menjamurnya kegiatan berskala besar.

Nyoman mengingatkan, saat ini pandemi Covid-19 belum berakhir. Ini ditandai dengan masih adanya penambahan kasus positif Covid-19 harian di Indonesia. "Dengan kembali normalnya kegiatan berskala besar maupun aktivitas, seluruh masyarakat perlu sangat memperhatikan kunci aman berakfitas," ujar Nyoman.

Dia meminta masyarakat memastikan dalam kondisi sehat saat menghadiri kegiatan berskala besar tersebut dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Penggunaan masker dan hand sanitizer, kata Nyoman, perlu terus dimaksimalkan.

Nyoman juga meminta masyarakat mempertahankan perilaku hidup bersih dan sehat.

"Dan jangan lupa melengkapi diri dengan vaksinasi dosis ketiga terutama untuk kelompok rentan," ujar Nyoman.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement