REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Puluhan warga di Dusun Legok Dua, Desa Indragiri, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis, masih mengungsi, hingga Selasa (13/12/2022). Bencana tanah longsor yang terjadi pada Jumat (9/12/2022) pekan lalu masih menghantui mereka.
Kepala Desa Indragiri, Dahlan, mengatakan, terdapat 20 kepala keluarga (KK) atau 48 jiwa di wilayahnya yang mengungsi akibat bencana tanah longsor. Puluhan warga itu itu mayoritas mengungsi di rumah kerabatnya. Namun, terdapat dua keluarga yang tak memiliki kerabat, diungsikan di rumah milik desa.
"Ada dua KK yang tidak punya keluarga lain, diungsikan ke gedung BUMDes dan rumah dinas bidan," kata dia saat dihubungi Republika, Selasa.
Dia menjelaskan, bencana tanah longsor di wilayahnya awal terjadi pada 24 November 2022. Ketika itu, terdapat satu rumah yang rusak tertimpa longsoran dari tebing setinggi sekitar 100 meter dan lebar 70 meter. Sementara sejumlah rumah lainnya terancam.
Atas kejadian itu, Dahlan mengatakan, pihak desa menginstruksikan warga yang terdampak tanah longsor itu untuk mengungsi. Alhasil, warga yang rumahnya terancam juga ikut mengungsi per 30 November.
Menurut Dahlan, bencana tanah longsor kembali terjadi pada 9 Desember 2022 siang hari. Ketika itu, terdapat tiga rumah lain yang tertimpa tanah longsor.
Sementara rumah yang terancam makin bertambah. Kendati demikian, tak ada korban jiwa akibat kejadian itu, tapi kerugian materiel diperkirakan mencapai Rp 400 juta.
"Kondisi sekarang, ada 20 KK atau 19 rumah yang mengungsi. Empat rumah rusak rata dengan tanah, sisanya terancam," kata dia.
Menurut dia, warga yang rumahnya terancam masih mengungsi lantaran masih khawatir adanya bencana tanah longsor susulan. Pasalnya, saat ini kondisi di wilayah itu masih terus diguyur hujan.
Dahlan mengatakan, pihaknya juga telah menyalurkan sejumlah bantuan ke warga terdampak. Bantuan yang disalurkan di antaranya sembako dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, Dinas Sosial Kabupaten Ciamis, dan Jabar Bergerak.
"Warga yang terdampak rata-rata sudah beraktivitas sebagai petanin. Namun warga yang rumahnya hancur masih trauma," kata dia.
Meski demikian, dia mengimbau, warga untuk tak beraktivitas di sekitar lokasi tanah longsor, apalagi saat malam hari. Menurut dia, aparat setempat juga masih melakukan ronda pada malam hari untuk mengantisipasi adanya longsor susulan.
Ihwal tindak lanjutnya, Dahlan mengatakan, pihaknya berharap ada tindak lanjut dari pemerintah untuk dapat merelokasi warga. Sebab, rata-rata warga yang terdampak tak memiliki rumah lagi selain di wilayah itu. Nenurut dia, warga yang terdampak juga mau direlokasi asal dibiayai oleh pemerintah.
"Kami harapkan warga bisa direlokasi. Namun belum ada tanahnya yang strategis. Kita juga masih menunggu kepastian dari PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi)," kata dia.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Ciamis, Memet Hikmat, mengatakan, berdasarkan hasil asesmen, terdapat lima rumah rusak akibat bencana tersebut. Sementara itu, belasan rumah lainnya terancam.
Menurut dia, pihaknya sudah melakukan rapat koordinasi (rakor) terkait kejadian bencana di Kecamatan Panawangan tersebut. Rakor itu dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya yang akan dilakukan.
"Kami sudah surati PVMBG untuk melakukan kajian ke lokasi. Jadi kami harus tunggu hasil kajiannya dulu. Nanti setelah itu akan ditindaklanjuti oleh Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi," kata dia.