REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelindo Terminal Petikemas menargetkan arus peti kemas yang meliputi 15 terminal peti kemas dan tujuh anak perusahaan (12 terminal) secara konsolidasi sebanyak 11,65 Juta TEUs. Sepanjang sembilan bulan pertama 2022, subholding PT Pelindo Terminal Petikemas mencatat jumlah arus peti kemas sebanyak 8,2 juta TEUS atau lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 8,1 juta TEUS atau naik 1,15 persen.
Direktur Utama Pelindo Terminal Petikemas Muhammad Adji mengatakan kunci keberhasilan utama dalam proses transformasi perusahaan yakni komitmen dari kalangan internal baik pusat maupun di terminal. Hal ini untuk meningkatkan kualitas pelayanan terminal peti kemas.
“Dalam konteks ini, yang juga sangat penting adalah peningkatan keterampilan dan kompetensi SDM melalui serangkaian kegiatan pelatihan,” ujarnya dalam keterangan tulis, Selasa (13/12/2022).
Menurutnya serangkaian pelatihan pengembangan sumber daya manusia meliputi container terminal operation, dan technical planning control. Bagi para pekerja operasional, terutama di daerah, perusahaan juga memberikan kesempatan untuk melakukan on the job training sebagai bagian dari transfer of knowledge di terminal yang sudah memiliki standar operasional dan kinerja yang baik, antara lain IPC Terminal Petikemas, Jakarta International Container Terminal (JICT), TPS Surabaya, dan Terminal Teluk Lamong.
“Untuk kegiatan tersebut kami membentuk tim yang berisikan pegawai-pegawai lintas terminal yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam melakukan transformasi terminal peti kemas, sehingga mereka dapat men-transfer knowledge dan pengalaman mereka kepada para pekerja di daerah-daerah. Hal ini dilakukan untuk menyamakan persepsi mengenai operasional peti kemas agar proses transformasi dapat berjalan dengan baik,” ucapnya.
Adji juga menekankan perlunya menyamakan budaya perusahaan (corporate culture). “Kita tahu bersama, sebelum merger, di Indonesia ada Pelindo I, II, III, dan IV yang kemudian menjadi satu. Masing-masing Pelindo memiliki kultur, budaya yang sudah mengakar. Selain itu, masing-masing terminal juga memiliki standar layanan dan operasional yang berbeda-beda,” ucapnya.
Menurutnya ketika perusahaan mengintegrasikan terminal peti kemas yang sebelumnya dikelola oleh masing-masing Pelindo, langkah pertama yang dilakukan adalah menyamakan visi terlebih dahulu. "Kemudian diikuti dengan membentuk budaya baru sebagai bagian dari Pelindo dan Pelindo Terminal Petikemas. Secara operasional, Pelindo Terminal Petikemas juga melakukan standarisasi agar semua memiliki standar yang sama karena sama-sama dikelola oleh Pelindo Terminal Petikemas," ucapnya.
Di samping sumber daya manusia yang andal, dukungan lain datang dari digitalisasi yang menjadi prioritas Pelindo Terminal Petikemas, yakni Single Billing System dan Single Terminal Operating System (TOS).
Dua sistem tersebut yang akan diimplementasikan secara bertahap. Terminal Peti Kemas Makassar menjadi proyek percontohan untuk mengimplementasi TOS Nusantara.
“Target kami pada 2023 mendatang seluruh terminal peti kemas sudah menggunakan TOS Nusantara. Bagaimanapun implementasi ini membutuhkan proses,” ucapnya.