Selasa 13 Dec 2022 22:25 WIB

UNICEF: 11 Ribu Anak Meninggal atau Cacat Akibat Perang Yaman

Anak-anak di Yaman tetap jadi korban meski ada gencatan senjata

Red: Nur Aini
 Anak-anak Yaman berdiri di samping kerabat mereka di sebuah kamp Pengungsi Internal (IDP) di pinggiran Sana
Foto: EPA-EFE/YAHYA ARHAB
Anak-anak Yaman berdiri di samping kerabat mereka di sebuah kamp Pengungsi Internal (IDP) di pinggiran Sana

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) menyatakan lebih dari 11 ribu anak meninggal atau cacat akibat perang selama delapan tahun di Yaman.

Rata-rata empat anak tewas atau terluka sejak awal perang di Yaman pada 2015, kata UNICEF dalam sebuah pernyataan pada Senin (12/12/2022). Meskipun gencatan senjata yang ditengahi PBB menyebabkan penurunan signifikan dalam intensitas konflik, 62 anak lainnya tewas atau terluka setelah gencatan senjata nasional berakhir pada 2 Oktober.

Baca Juga

Pihak-pihak yang berperang di Yaman gagal mencapai kesepakatan untuk memperpanjang gencatan senjata yang ditengahi PBB. Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell menyerukan pembaruan gencatan senjata setelah kunjungan ke Yaman pekan lalu. "Ribuan anak telah kehilangan nyawa mereka, ratusan ribu lainnya masih menghadapi risiko kematian akibat penyakit yang dapat dicegah atau kelaparan," kata Russell.

Diperkirakan 2,2 juta anak di Yaman mengalami kekurangan gizi akut, termasuk hampir 540 ribu anak balita yang menderita kekurangan gizi akut parah dan berjuang untuk bertahan hidup, menurut UNICEF. Dua juta anak tidak bersekolah, dan angka itu dapat meningkat menjadi 6 juta anak, yang pendidikannya terganggu karena setidaknya satu dari empat sekolah di Yaman hancur atau rusak sebagian. "Jika anak-anak Yaman ingin memiliki masa depan yang layak, maka pihak-pihak yang berkonflik, masyarakat internasional, dan semua pihak yang berpengaruh harus memastikan mereka dilindungi dan didukung," kata Russell.

UNICEF juga meminta dukungan 484,4 juta dolar AS untuk menanggapi krisis kemanusiaan di Yaman pada 2023. Konflik berkepanjangan selama delapan tahun telah menciptakan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan jutaan orang terancam kelaparan.

Perang saudara di Yaman dimulai pada September 2014, ketika pemberontak Houthi yang didukung Iran merebut sebagian besar wilayah negara, termasuk ibu kota Sana'a. Sebuah koalisi militer yang dipimpin oleh Arab Saudi ikut berperang pada awal 2015 untuk mengembalikan kekuasaan pemerintah.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement