REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Sejumlah Pemerintah Daerah (Pemda) se-Tangerang Raya kini tengah mewaspadai potensi terjadinya bencana banjir pada puncak musim hujan di akhir 2022 ini.
Di kawasan Tangerang Raya sendiri, mulai dari hulu di Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang hingga ke hilir yaitu di Kabupaten Tangerang tercatat hampir ada seratus titik wilayah rawan terjadinya banjir yang harus diwaspadai.
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kabupaten Tangerang, Iwan Firmansyah, Selasamengatakan bahwa untuk wilayah Kabupaten Tangerang sendiri saat ini tercatat ada 26 titik banjir dengan tujuh di antaranya berdekatan dengan kawasan pengembang mewah. "Sebaran lokasi banjir di Kabupaten Tangerang itu ada 26 titik atau kecamatan. Total luas ada 455.4 hektare," kata Iwan di Tangerang.
Ia menyebutkan, dari puluhan titik yang sering terjadinya banjir itu secara umum disebabkan adanya luapan dari aliran sungai Cisadane dan Cidurian, dan juga anak-anak sungai yang melintas di tengah-tengah pemukiman, seperti Kali Sabi, Cirarab, Cimanceuri, dan sebagainya. "Permasalahannya sama seperti Kota Tangsel, Kota Tangerang. Di mana daerah yang menjadi sebaran banjir lantaran berdekatan atau bahkan bersebelahan dengan aliran sungai besar yang melintas di Kabupaten Tangerang," katanya.
Sementara itu, untuk wilayah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menurut data Dinas Sumberdaya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi tercatat ada 40 titik banjir yang perlu diwaspadai. Bahkan, pemerintah daerah setempat itu telah memetakan adanya ratusan titik genangan bilamana hujan turun dengan intensitas sedang dan tinggi. "Tercatat ada 40 titik banjir dan 250 genangan. Titik banjir sendiri lantaran kawasan pemukiman dilewati oleh sungai, ada tiga sungai yang melewati Tangsel. Sungai Cisadane, Angke dan Pesanggrahan," ucap Kepala Dinas Sumberdaya Air Bina Marga dan Bina Kontruksi Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Robbi Cahyadi.
Ia mengatakan, titik banjir yang sering melanda daerahnya itu rata-rata disebabkan oleh permasalahan yang sama dengan wilayah Tangerang Raya lainnya seperti adanya luapan aliran sungai Kali Angke dan Cibenda. "Bukan hanya terjadi pada kawasan yang bersebelahan dengan sungai saja. Melainkan anak-anak sungainya, seperti Kali Angke, Cibenda," tuturnya.
Selain itu, lanjut Robbi, pada ratusan titik genangan air yang muncul di Tangsel juga disebabkan oleh faktor-faktor aliran air yang tersumbat, gorong-gorong yang kecil dan betonasipemukiman. Kendati demikian, pengembang yang belum menyerahkan PSU-nya, diwajibkan menuntaskan permasalahan banjir dan genangan tersebut secepat mungkin. "Kami dari Pemkot Tangsel menargetkan, per tahun itu menyelesaikan 50 sampai 100 titik sumbatan untuk mencegah genangan, termasuk normalisasi tandon," kata dia.
Ketua DPRD Kota Tangerang, Gatot Wibowo mengatakan, berdasarkan data dari BPBD Kota Tangerang, terdapat 18 kelurahan yang rawan banjir. Oleh sebab itu, pihaknya meminta agar masyarakat waspada terhadap kemungkinan terjadinya potensi bencana banjir pada puncak musim hujan di akhir tahun 2022 ini. "Di Kota Tangerang ada 18 kelurahan yang rawan banjir, sehingga perlu diwaspadai. Angin puting beliung dan longsor juga perlu diwaspadai," ujarnya.