REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- Petani milenial dan wirausahawan muda pertanian Jawa Timur (Jatim) terus bergerak melakukan penguatan kelembagaan korporasi petani, melalui konsolidasi dan finalisasi struktur organisasi Badan Usaha Milik Petani (BUMP) di Blitar.
Upaya konsolidasi diinisiasi Kementerian Pertanian RI melalui Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) selaku Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Jatim dari Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) dalam hal ini Polbangtan Malang.
Pertemuan konsolidasi dipimpin Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana yang dihadiri pengurus dan anggota Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan (DPM/DPA) Jatim. Regenerasi petani melalui DPM/DPA menjadi perhatian banyak pihak utamanya parlemen dan pemerintah daerah, atas hadirnya Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Suwito S; Kepala Dinas Pertanian Pemkab Blitar, Wawan Widianto; sejumlah ketua Gapoktan maupun penyuluh kecamatan di seantero Blitar.
Langkah tersebut sejalan instruksi Presiden RI Joko Widodo pada seluruh elemen bangsa turut mendukung regenerasi petani melalui petani milenial. Diharapkan, seluruh ekosistem dapat menumbuhkan petani-petani muda yg mengisi pertanian sebagai sektor paling esensial di Indonesia.
Instruksi Presiden RI Joko Widodo didukung penuh oleh Kementerian Pertanian RI yang senantiasa mendorong hadirnya generasi muda di sektor pertanian sebagai petani milenial maupun wirausahawan muda, karena diyakini efektif menurunkan angka kemiskinan dan menekan urbanisasi.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menargetkan hadirnya 2,5 juta petani millenial hingga 2024 sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan khususnya bagi generasi muda di pedesaan.
"Pertanian adalah sektor paling strategis, karena di saat banyak negara tumbang akibat krisis global, pertanian hadir sebagai solusi dan menjadi penyangga utama ekonomi bangsa," katanya.
Langkah tersebut diapresiasi Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi memastikan kesiapan jajarannya untuk mendukung peningkatan kualitas SDM pertanian di seluruh Indonesia.
"Petani milenial harus dibekali kemampuan manajerial dan agenda intelektual, untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi melalui penguatan kelembagaan korporasi petani. Regenerasi petani menjadi keniscayaan bagi pertanian Indonesia," kata Dedi Nursyamsi.
Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana mengutip arahan Kabadan SDM Dedi Nursyamsi bahwa pasar harus menjadi orientasi setiap pelaku pertanian dalam usaha yang digelutinya."Oleh karena itu, untuk menguatkan posisi dan agar dipercaya oleh stakeholders, maka petani milenial harus berkolaborasi, salah satunya dalam bentuk badan usaha, serta terus membangun dan menguatkan jejaring usaha dengan berbagai pihak untuk peningkatan kapasitas usaha yang digeluti," kata Setya.
Menurutnya, kegiatan konsolidasi di Blitar merupakan Tindak lanjut jangka pendek dari Workshop di Surabaya, awal Desember lalu, yang melibatkan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Kontak Tani Nelayan Andalan [KTNA] dan Pasar Komoditi Nasional (Paskomnas) wilayah Jatim.
"Pertemuan konsolidasi saat ini, merupakan bentuk nyata penguatan ekosistem agribisnis baik pada level komoditas maupun berbasis wilayah," kata Uud pada pertemuan yang berlangsung di kediaman Timbul, salah seorang DPA di Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar.
Kepala Dinas Pertanian Pemkab Blitar, Wawan Widianto menyambut baik konsolidasi yang diinisiasi Polbangtan Malang melalui Program YESS. "Harapannya, BUMP yang terbentuk di level provinsi dapat segera dijalankan hingga level kabupaten, sehingga lebih banyak petani muda yang memperoleh manfaat. Terlebih, Blitar sangat potensial sebagai penghasil aneka komoditas pertanian," katanya.
Sementara Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Suwito S menegaskan pada tataran legislasi, DPRD Blitar telah memiliki dasar UU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani yang masih membutuhkan aturan turunan pada masing-masing daerah.
"Pada prinsipnya, pertanian kita harus didukung oleh petani muda, sehingga mampu memenuhi kebutuhan rakyat. Kegiatan saat ini harus berjalan terus, karena sangat baik untuk menjamin keberlanjutan produktifitas pertanian, khususnya bagi Kabupaten Blitar," kata Suwito.