REPUBLIKA.CO.ID, ARIZONA -- Pada 29 September 2022, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dan Badan Antariksa Jerman (DLR) mempensiunkan pesawat Stratospheric Observatory for Infrared Astronomy (SOFIA). SOFIA pada dasarnya adalah Boeing 747SP yang dimodifikasi dengan teleskop reflektif 2,7 meter.
Setelah hampir 20 tahun terbang sebagai pesawat komersial untuk PanAm dan United, diikuti oleh delapan tahun misi sains untuk NASA dan DLR, SOFIA kini masuk museum. SOFIA disimpan di Pima Air & Space Museum di Tucson, Arizona. Pesawat itu akan melakukan penerbangan terakhirnya, melakukan perjalanan dari Armstrong Flight Research Center NASA di California, ke Pima.
Dilansir dari Space, Selasa (13/12/2022), tim Pima masih menilai rencana pelestarian dan tampilan SOFIA-taksidermi pesawat. Pesawat tersebut pada akhirnya akan ditampilkan kepada publik.
Di Pima, SOFIA akan bergabung dengan pesawat NASA lainnya. Contohnya, pesawat kargo Super Guppy pertama yang mengangkut bagian-bagian roket Saturn V selama program Apollo. Ada pula pesawat KC-135 “Weightless Wonder V,” yang menerbangkan busur parabola “nol G”.
“Misi SOFIA memiliki potensi yang kuat untuk menginspirasi, mulai dari penemuannya tentang hal yang tidak diketahui di alam semesta kita, pencapaian teknik yang membuka jalan baru, hingga kerja sama internasional yang memungkinkan semuanya,” kata Paul Hertz, penasihat senior untuk Science Mission Directorate di NASA.
Beberapa penemuan terbesar SOFIA termasuk menemukan air di area bulan yang diterangi matahari. SOFIA juga memetakan medan magnet di galaksi terdekat. SOFIA juga melakukan pengamatan pertama molekul pertama di alam semesta setelah Big Bang: helium hydride.