REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak dimungkiri Kylian Mbappe adalah faktor paling maut dalam skuad Prancis. Namun Maroko tak menyiapkan rencana khusus untuk menyingkirkan bahaya yang muncul dari striker Paris Saint-Germain (PSG) itu saat laga semifinal Piala Dunia 2022 antara Prancis dan Maroko di Stadion Al Bayt, Qatar, Kamis (15/12/2022) dini hari WIB.
"Saya tak akan berusaha merancang rencana taktis khusus apa pun guna mengatasi Kylian," kata pelatih Maroko Walid Regragui seperti dikutip Reuters, Rabu (14/12/2022). "Prancis juga memiliki pemain-pemain lainnya yang bagus. (Antoine) Griezmann sedang berada di puncak permainannya dan bermain sangat baik sebagai penghubung antar lini. Ousmane Dembele juga pelengkap sempurna untuk Mbappe di sayap satunya lagi."
Menurut Regragui, jika hanya fokus kepada Mbappe, maka itu salah besar. "Mereka juara dunia, dengan pemain kelas dunia dan mereka akan bermain dengan segala yang mereka miliki. Kami hanya perlu fokus kepada apa yang bisa kami lakukan untuk menimbulkan masalah pada Prancis," kata dia lagi.
Setelah menggulingkan Belgia, Portugal, dan Spanyol, Maroko berusaha memangsa lagi raksasa sepak bola dunia manakala menghadapi Prancis dalam semifinal kedua turnamen ini yang penuh balutan nuansa politik dan sosial.
Maroko yang menjadi tim Afrika pertama yang mencapai babak empat besar Piala Dunia akan mendapatkan dukungan penuh di Stadion Al Bayt. Ini diperlukan Maroko untuk meneruskan perjalanan bak dongeng. Pertandingan melawan bekas penjajah Maroko ini juga disambut gembira oleh komunitas Maroko yang terpinggirkan di Prancis.
Tim Afrika Utara ini mendapatkan dukungan besar dari penonton Arab sejak fase grup yang mereka puncaki di atas Kroasia, Belgia, dan Kanada. Lalu kemudian menyingkirkan Spanyol dan Portugal sebelum mencapai semifinal.
Maroko tangguh dalam bertahan dengan hanya kebobolan satu kali, itu pun akibat gol bunuh diri.
"Kami kini menjadi tim yang disukai semua orang karena kami telah membuktikan bahwa sekalipun tidak memiliki banyak talenta dan uang, kami bisa berhasil," kata Regragui.
Prancis akan masuk gelanggang sambil menghormati lawannya yang pembunuh para raksasa. Les Bleus juga akan bertanding di bawah tatapan penonton yang akan lebih banyak mendukung Maroko.
"Mereka bakal menarik manfaat dari dukungan yang sangat besar, saya sudah menyaksikan hal ini. Kami tahu ini akan menjadi laga yang sangat bising dan kami harus siap menghadapinya," kata pelatih Prancis Didier Deschamps.
Laga ini juga pertarungan antara dua sahabat yang sama-sama bermain di Paris Saint-Germain (PSG), yakni Kylian Mbappe dan Achraf Hakimi.
Inggris sukses menjinakkan Mbappe dengan menggandakan kekuatan di sektor kiri lapangan. Maroko mungkin akan melakukan hal sama, namun ini akan mengurangi daya ledak Hakimi dan Hakim Ziyech jika sibuk berusaha menjinakkan Mbappe.
"Dalam level ini muaranya selalu soal detail," kata Deschamps. "Kualitas saja tidak cukup, tapi dalam skuad ini juga ada kekuatan mental dan sedikit pengalaman."
Maroko akan tampil tanpa beban karena menang atau kalah sudah dianggap pahlawan di mana-mana, khususnya di negaranya. Sebaliknya, Prancis memanggul beban untuk menjadi negara pertama setelah Brasil 60 tahun silam yang berhasil mempertahankan Piala Dunia.