REPUBLIKA.CO.ID, KINSHASA -- Sekurangnya 100 orang tewas dan puluhan orang lainnya terluka akibat banjir dan tanah longsor di ibu kota Republik Demokratik Kongo, Kinshasa. Hujan lebat memicu banjir dan tanah longsor yang meluas di seluruh negeri.
Perdana Menteri Kongo Jean-Michel Sama Lukonde pada Selasa (13/12/2022) waktu setempat mengatakan, para pejabat masih mencari lebih banyak korban meninggal. "Kami datang untuk menaksir kerusakan dan kerusakan utama yang kami lihat adalah manusia," katanya di televisi negara dikutip laman Aljazirah, Rabu (14/12/2022).
Kinshasa dulu merupakan kumpulan desa nelayan di tepi Sungai Kongo. Namun kini telah berkembang menjadi salah satu kota besar terbesar di Afrika dengan populasi sekitar 15 juta. Urbanisasi cepat yang diatur dengan buruk telah membuat Kinshasa semakin rentan terhadap banjir bandang setelah hujan lebat. Hujan pun semakin sering terjadi karena perubahan iklim.
Sekitar 12 juta orang tinggal di 24 lingkungan Kinshasa yang dilanda banjir. Warga yang tewas dilanda rumah yang terendam dan jalan rusak.
"Di daerah Ngaliema, puluhan orang tewas dan jenazah masih dihitung," kata wali kota daerah itu, Alid'or Tshibanda.
Jalan arteri di pusat Kinshasa terendam. Foto yang dibagikan di media sosial menunjukkan tanah longsor di distrik berbukit Mont-Ngafula, memotong Jalan Raya 1, rute pasokan utama yang menghubungkan ibu kota dengan pelabuhan Matadi di Samudera Atlantik. Foto lain menunjukkan seluruh lingkungan dibanjiri air berlumpul dan jalan berlubang.
"Kami belum pernah melihat banjir sebesar ini di sini," kata Blanchard Mvubu, yang tinggal di Mont-Ngafula. "Saya sedang tidur, dan saya bisa merasakan air di dalam rumah. Ini bencana. Kami kehilangan semua harta benda kami di rumah, tidak ada yang bisa diselamatkan," ujarnya menambahkan.
Perdana menteri dan gubernur provinsi dilaporkan mengunjungi daerah banjir. Pejabat setempat juga bakal bertemu dengan perwakilan kementerian dalam negeri dan badan negara lainnya untuk mengatasi keadaan darurat.
Sedikitnya 39 orang tewas di Kinshasa pada 2019 ketika hujan deras membanjiri distrik dataran rendah dan beberapa bangunan serta jalan runtuh. Menurut data dari Bank Dunia pada 2020, selain infrastruktur yang rusak, setiap hari banjir di Kinshasa merugikan rumah tangga sebesar 1,2 juta dolar AS karena gangguan transportasi berskala besar.