2022, Indeks Daya Saing Daerah Kabupaten Wonosobo Meningkat
Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Muhammad Fakhruddin
2022, Indeks Daya Saing Daerah Kabupaten Wonosobo Meningkat (ilustrasi). | Foto: Dok. Web
REPUBLIKA.CO.ID,WONOSOBO -- Skor Indeks Daya Saing Daerah Kabupaten Wonosobo naik 0,402 dibanding tahun lalu, dari 2,845 menjadi 3,247, dan masuk dalam kategori tinggi.
Kepala Bappeda Kabupaten Wonosobo Dr. Jaelan mengatakan, dari skor tersebut ada empat aspek yang diukur. "Empat aspek tersebut yaitu faktor pasar/market sebesar 3,667, faktor penguat/enabling environtment 3,542 sumber daya manusia/human capital 3.054 dan ekosistem inovasi 2,728," kata Jaelan, dalam rilisnya, Rabu (14/12/22).
Empat aspek tersebut dirinci menjadi 12 pilar, meliputi dinamika bisnis, kapasitas inovasi, kesiapan teknologi, kelembagaan, infrastruktur, perekonomian daerah, dan kesehatan. Selain itu, pendidikan dan ketrampilan, efisiensi pasar produk, ketenagakerjaan, akses keuangan, dan ukuran pasar.
“Pilar kelembagaan, ketenagakerjaan dan ukuran pasar menjadi pilar pembentuk daya saing tertinggi di Kabupaten Wonosobo. Sementara, pilar ekosistem inovasi, infrastruktur, pendidikan dan ketrampilan serta efisiensi pasar produk merupakan pilar daya saing terendah di Kabupaten Wonosobo," jelasnya.
Ia menambahkan, pilar kelembagaan sebagai pilar dengan skor tinggi menggambarkan kondisi sistem dan tata kelola pemerintahan yang sudah baik, sehingga dapat menjadi pendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah dan juga pemecahan permasalahan pengurangan angka kemiskinan, penanggulangan stunting, dan Anak Tidak Sekolah.
Sementara itu, pilar ketenagakerjaan menggambarkan bahwa sumber daya manusia yang tersedia di Kabupaten Wonosobo cukup melimpah, sehingga menjadi peluang ketersediaan SDM yang mencukupi. Namun, hal ini juga menjadi tantangan tersendiri dalam peningkatan kualitas SDM yang unggul serta dalam pemenuhan kebutuhan lapangan kerja.
"Adapun pilar ukuran pasar yang tinggi menjadi peluang bagi pemasaran berbagai produk sektor pertanian dan juga sektor wisata sehingga mampu meningkatkan perekonomian daerah,” ujar Jaelan.
Pilar dengan skor terendah adalah kapasitas inovasi, efisiensi pasar produk serta pendidikan dan ketrampilan. Untuk itu, peningkatan kapasitas inovasi menjadi tantangan tersediri dengan peningkatan penelitian dan pengembangan serta komersialisasi hasil-hasil inovasi.
“Hasil pengukuran Indeks Daya Saing Daerah pada aspek ekosistem inovasi yang rendah menjadi tantangan tersendiri bagi Kabupaten Wonosobo dan hal ini erat kaitannya dengan isu kelembagaan kelitbangan yaitu kewajiban semua daerah untuk mengakomodir fungsi yang ada dalam lembaga BRIDa atau Badan Riset dan Inovasi Daerah,” tandasnya.