60 Peserta Ikuti Pelatihan Penanggulangan Bencana di Kota Magelang
Red: Yusuf Assidiq
Kegiatan pelatihan penanggulangan bencana yang digelar BPBD Kota Magelang. | Foto: Dokumen
REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Magelang memberikan pelatihan penanggulangan bencana kepada anggota tim reaksi cepat (TRC) dan unsur warga masyarakat setempat.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Magelang Machbub Yani Arfian menjelaskan pelatihan dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta dalam upaya penanggulangan saat terjadi bencana maupun saat tidak terjadi bencana.
"Pelatihan ini untuk meningkatkan kemampuan TRC dan masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi bencana, minimal menolong diri sendiri dan tetangga atau orang terdekat. Apa yg harus dilakukan ketika terjadi bencana dan tidak terjadi bencana. Ketika tidak terjadi bencana kita tingkatkan keterampilan secara fisik dan berusaha membekali mental/rohani," kata Machbub.
Para peserta sebanyak 60 orang perwakilan dari 17 kelurahan di Kota Magelang. Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan para peserta menularkan ilmu kepada tetangga dan orang di lingkungan sekitarnya.
Menurut dia, kegiatan rutin digelar dengan sasaran seluruh unsur masyarakat. Namun karena keterbatasan waktu maka saat ini diprioritaskan lebih dahulu untuk daerah-daerah rawan bencana.
Machbub menginformasikan BPBD Kota Magelang telah membangun Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) meski masih terbatas. Pusdalops akan diintegrasikan dengan laporan kebencanaan 112 Kota Magelang.
Selain itu juga membangun posko relawan yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh organisasi relawan di wilayah ini. "Bangunan posko relawan baru saja selesai, meskipun sederhana tapi diharapkan bisa dipakai oleh semua organisasi, kami fasilitasi meskipun sederhana di belakang kesekretariatan BPBD," ujar dia.
Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz menegaskan para peserta harus menguasai teknis penanggulangan bencana dan dibarengi dengan doa. Harapannya bahwa Kota Magelang selalu aman dan nyaman.
"Kami ingin Kota Magelang nyaman, tidak ada bencana. Tapi peserta pelatihan harus menguasai teknik dan berdoa, niatkan ibadah," katanya.