Rabu 14 Dec 2022 17:26 WIB

BSI bersama BSI Maslahat Tanam  2.500 Bibit Pandan Laut di Lebak Banten

Pandan Laut dipilih BSI Maslahat karena berfungsi sebagai benteng pesisir

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dan BSI Maslahat bersinergi dengan Gugus Mitigasi Lebak Selatan (GMLS), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) University, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan pelatihan dan penanaman 2.500 pohon Pandan Laut (Pandanus odorifer) di pesisir pantai desa Panggarangan, Kabupaten Lebak, Banten.
Foto: Dok. BSI Maslahat
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dan BSI Maslahat bersinergi dengan Gugus Mitigasi Lebak Selatan (GMLS), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) University, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan pelatihan dan penanaman 2.500 pohon Pandan Laut (Pandanus odorifer) di pesisir pantai desa Panggarangan, Kabupaten Lebak, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dan BSI Maslahat berkomitmen pada kelestarian alam di Lebak, Banten. Terbaru, ini dilakukan dengan bersinergi dengan Gugus Mitigasi Lebak Selatan (GMLS), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) University, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Kolaborasi mencakup pelatihan dan penanaman 2.500 pohon Pandan Laut (Pandanus odorifer) di pesisir pantai desa Panggarangan, Kabupaten Lebak, Banten. Sinergi ini sebagai upaya pencegahan kebencanaan yang dihadiri oleh seluruh delegasi dari enam negara Asia, diantaranya Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Bangladesh, dan Seychelles yang bekerja sama dengan BMKG, GMLS dan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). 

Direktur Care Program BSI Maslahat, Ilham Syahputra menjelaskan pandan laut memiliki fungsi sebagai benteng pesisir, atau sabuk hijau dalam mengurangi dampak jika terjadi tsunami."Pandan laut juga memiliki aspek ekonomis yang dapat dikembangkan dan bermanfaat dalam aspek pemberdayaan ekonomi komunitas untuk meningkatkan kapasitas serta mendukung kampanye kesiapsiagaan bencana ini," kata Ilham, Rabu (14/12).

Program ini telah dilakukan BSI dan BSI Maslahat secara kontinu untuk memberikan literasi dan pemahaman kepada masyarakat pesisir. Pelatihan dilakukan dalam berbagai aspek diantaranya dari sisi keselamatan, mitigasi dan cara penyelamatan.

Mitigasi dan preventif juga dilakukan dalam bentuk penyelamatan lingkungan area pesisir melalui penanaman pohon yang mengurangi abrasi air laut. Melalui budidaya pandan laut yang diapresiasi oleh BMKG dari berbagai negara diantaranya Malaysia, Thailand, Filipina, Bangladesh dan Seychelles.

Program penanaman Pandan Laut ini diharapkan bisa berkelanjutan dan memberikan manfaat yang luas dalam berbagai aspek terutama ekonomi kebencanaan bagi seluruh pemangku kepentingan. Selain itu penanaman ini merupakan wujud nyata program berkelanjutan penanganan pra bencana yang bersinggungan dengan aktivitas ekonomi masyarakat.

"BSI Maslahat dan Gugus Mitigasi Lebak Selatan menginisiasi beberapa program kegiatan yang memiliki semangat pemberdayaan ekonomi komunitas untuk meningkatkan kapasitas serta ketahanan Desa dalam menghadapi kondisi darurat, lalu bangkit kembali bila terjadi bencana," kata Ilham.

Pandan laut dipilih karena struktur tanaman yang kokoh dan mampu hidup di perairan, memiliki fungsi ekologi menahan abrasi pantai, mengurangi dampak pasang terhadap ekosistem darat, mitigasi tsunami, serta meminimalisir kerusakan.

Selain penanaman penanaman Pandan Laut di daerah Lebak Banten juga dilakukan pembuatan depot air isi ulang untuk cadangan air baku di lokasi pengungsian, ternak lebah trigona yang dikelola para relawan, serta pembinaan kelompok pengrajin kriya bambu yang dapat dikelola secara komersial.

Berdasarkan data World Risk Report 2022 Indonesia merupakan negara dengan risiko bencana terbesar ketiga di dunia. Salah satu bencana yang terjadi di Indonesia adalah gempa dan tsunami. BMKG telah melakukan penelitian dan terdapat potensi gempa 8.7 SR di zon Megathrust Selat Sunda yang dapat menyebabkan tsunami. Berangkat dari hal tersebut, Bank Syariah Indonesia menginisiasi program Desa Tangguh BSI.

Desa Tangguh BSI merupakan program pemberdayaan masyarakat yang dibangun sebagai desa tanggap bencana melalui pemberian pelatihan persiapan dan pencegahan bencana, serta budidaya tanaman yang berfungsi sebagai pencegahan bencana sekaligus memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat.

Saat ini program Desa Tangguh BSI bekerjasama dengan Gugus Mitigasi Lebak Selatan (GMLS), dengan total masyarakat yang diberdayakan sebanyak 50 Kepala Keluarga, melalui program Desa Tangguh BSI ini diharapkan dapat memberikan awareness kepada masyarakat dalam pencegahan bencana sekaligus diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dari penghasilan ekonomi yang didapat masyarakat sebelumnya.

Hingga November 2022, BSI telah menyalurkan dana program kemanusiaan dan tanggap bencana mencapai Rp 612 juta dengan fokus program diantaranya pelatihan pencegahan bencana, persiapan alat evakuasi bencana, dan budidaya tanaman yang membawa nilai ekonomi serta lingkungan.

BSI Maslahat merupakan mitra strategis dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dalam melakukan penyaluran dan penghimpunan dana ZISWAF, CSR dan Dana Sosial yang berpacu pada indikator sustainability. Sehingga pemanfaatan programnya dapat berdampak luas.

Hadir dalam acara ini perwakilan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), Departement Head Sustainable Finance BSI, Aris W Setiawan; Direktur Care Program BSI Maslahat, Ilham Syahputra; dan Manager BSI Care Group BSI Maslahat, Dedi Setiawan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement