REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen akan mengalokasikan dana publik sebesar 10 miliar euro atau 10,6 miliar dolar AS hingga tahun 2027 untuk investasi dalam proyek-proyek di ASEAN. Investasi itu digunakan di bidang energi terbarukan dan pertanian berkelanjutan.
"Kami melihat banyak permintaan di kawasan untuk mendiversifikasi sumber investasi mereka dan bekerja dengan mitra yang dapat diandalkan," kata seorang pejabat Uni Eropa tentang kawasan di mana hubungan dengan China telah berkembang.
Uni Eropa ingin memperluas hubungan perdagangannya di luar perjanjian perdagangan bebas dengan Singapura dan Vietnam. Uni Eropa juga akan melakukan negosiasi perdagangan dengan Indonesia.
Inisiatif ini akan menjadi bagian dari pertemuan puncak pertama antara Uni Eropa dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada Rabu (14/12/2022). Para pemimpin Uni Eropa dan ASEAN bertemu di Brussel untuk membentuk pendekatan bersama terhadap berbagai tantangan, termasuk invasi Rusia ke Ukraina dan perilaku tegas China di Laut Cina Selatan.
Dilaporkan Bloomberg, paket investasi tersebut merupakan bagian dari program Global Gateway Uni Eropa, yang akan menggelontorkan total anggaran 300 miliar euro untuk melawan investasi besar-besaran China sekaligus mengamankan rantai pasokan dan material. Pemerintah Eropa berusaha untuk memperkuat hubungan dengan mitranya di tengah gejolak geopolitik yang dipicu oleh Rusia dan China.
Rencana tersebut akan didukung oleh anggaran Uni Eropa dalam bentuk hibah senilai 60 juta euro. Negara anggota, bank pembangunan nasional dan Bank Investasi Eropa juga akan memberikan hibah, pinjaman dan jaminan. Sektor swasta juga diharapkan untuk mendukung beberapa inisiatif.
Paket tersebut mencakup pembangunan beberapa proyek, seperti pembangkit listrik tenaga air di Vietnam dan Filipina atau mendukung pembangunan instalasi pengolahan air di Kamboja.
Para pemimpin Uni Eropa dan Asean akan membahas bidang kerja sama di masa depan, termasuk perdagangan, transisi hijau dan digital, serta kesehatan. Kedua blok telah menandatangani kesepakatan untuk memungkinkan maskapai mereka memperluas layanan dengan lebih mudah.