Rabu 14 Dec 2022 20:35 WIB

174 Ribu Kilometer Persegi Wilayah Ukraina Dipenuhi Ranjau

174 ribu kilometer persegi wilayah Ukraina dipenuhi ranjau yang belum meledak

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Seorang pencari ranjau Ukraina mencari bahan peledak yang tidak meledak. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, saat ini sekitar 174 ribu kilometer persegi wilayah di negaranya dipenuhi ranjau.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Seorang pencari ranjau Ukraina mencari bahan peledak yang tidak meledak. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, saat ini sekitar 174 ribu kilometer persegi wilayah di negaranya dipenuhi ranjau.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, saat ini sekitar 174 ribu kilometer persegi wilayah di negaranya dipenuhi ranjau. Angka tersebut kira-kira seukuran dengan luas Kamboja, Suriah, atau Uruguay.

“Sampai sekarang, 174 ribu kilometer persegi wilayah Ukraina terkontaminasi ranjau dan persenjataan yang belum meledak,” kata Zelensky dalam pidato virtualnya kepada anggota parlemen Selandia Baru, Rabu (14/12/2022).

Dia meminta Selandia Baru, yang militernya berpengalaman dalam pembersihan ranjau, membantu upaya Ukraina menyingkirkan alat peledak itu dari wilayahnya. “Tidak ada kedamaian nyata bagi setiap anak yang bisa meninggal akibat ranjau anti-personel Rusia yang tersembunyi,” ucap Zelensky.

Menanggapi pernyataan Zelensky, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern telah mengisyaratkan siap membantu upaya Ukraina membersihkan ranjau dari wilayahnya, termasuk membangun kembali negara tersebut. “Saya ingin mengakui seruan Anda lebih lanjut untuk dukungan, terutama seputar dampak perang jangka panjang, termasuk dampak jangka panjang terhadap lingkungan,” kata Ardern.

Ardern pun menekankan bahwa Selandia Baru akan selalu mendampingi Ukraina dalam mencari kedamaian. “Kami juga akan bersama Anda saat Anda membangun kembali,” ujarnya.

Selandia Baru merupakan salah satu negara yang memberikan bantuan militer kepada Ukraina. Selandia Baru juga telah mengirim lebih dari 100 personel militernya ke Eropa untuk memberi saran dan masukan kepada Angkatan Bersenjata Ukraina tentang keprajuritan.

Selandia Baru telah menjanjikan dana bantuan tambahan sebesar 2 juta dolar AS untuk Ukraina pada Rabu. Dana itu diharapkan dapat membantu Ukraina melewati musim dingin. Saat ini banyak fasilitas pembangkit listrik di Ukraina rusak atau hancur akibat serangan Rusia. Hal itu memaksa penduduk di sana berjuang untuk dapat bertahan tanpa atau hanya sedikit aliran listrik selama musim dingin.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement