REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Saksi Yuslianti dalam sidang lanjutan kasus suap penerimaan mahasiswa baru Universitas Lampung di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Tanjungkarang, Bandarlampung, Rabu (14/12/2022), mengaku, telah mentransfer uang sebesar Rp 250 juta kepada pihak Unila.
"Saya hanya mengirim uang Rp 250 juta untuk infak pembangunan sesuai dari web Unila," kata Yuslianti menjawab tim jaksa KPK.
Dia juga mengakui, telah menitipkan anaknya kepada terdakwa Andi Desfiandi untuk dipantau atau diperhatikan. "Saya minta tolong untuk dipantau anak saya karena saya tahu persaingan fakultas kedokteran ini sangat ketat," katanya.
Saksi Yuslianti, dalam keterangannya di persidangan juga menyampaikan kepada terdakwa Andi Desfiandi bahwa anak kandungnya bernama Zalva yang merupakan angkatan tahun 2022. "Saya juga telah kirimkan nomer registrasi pendaftaran anak saya kepada Andi," ujarnya.
Tim Jaksa Penuntut Umum dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghadirkan lima orang saksi dalam perkara suap penerimaan mahasiswa baru di Uniladengan terdakwa Andi Desfiandi.
Lima orang saksi yang hadir adalahMuhammad Basri selaku Ketua Senat Unila, Lis selaku Kepala Divisi PT Bank Lampung yang juga orang tua dari mahasiswa, Agus Faisal Asiha selaku Dosen UIN Radin Intan, Fajar Riadi, dan Helmi Yusuf.
Andi Desfiandi menjadi terdakwa perkara dugaan suap terhadap Rektor Unila (nonaktif) Prof Dr Karomani dalam penerimaan mahasiswa baru di Unilatahun 2022.
Dalam perkara tersebut, KPK telah menetapkan empat orang tersangka yang terdiri atas tiga orang selaku penerima suap, yakni Karomani, Wakil Rektor I Bidang Akademik Unila Heryandidan Ketua Senat Unila Muhammad Basri.
Sementara untuk tersangka pemberi suap adalah pihak swasta, yakni Andi Desfiandi yang saat ini sudah berstatus terdakwa dan masih menjalani sidang.