Rabu 14 Dec 2022 16:50 WIB

PMI Diminta Menjaga Kepercayaan Publik

Posisi PMI ada di tengah antara donatur dan penerima sumbangan.

Sudirman Said
Foto: istimewa/doc humas
Sudirman Said

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia (PMI), Sudirman Said, mengajak semua insan PMI baik Pengurus, Staf, maupun Relawan untuk terus menjaga kepercayaan masyarakat kepada organisasi kemanusiaan ini.  

“Kepercayaan Publik adalah tali hidup bagi organisasi kemanusiaan seperti PMI,” kata Sudirman, dalam Penutupan Rapat Kordinasi Teknis Sekretaris dan Kepala Markas PMI Provinsi se-Indonesia, seperti disampaikan dalam siaran pers, Rabu (14/12/2022).

Diungkapkannya, seluruh aktivitas PMI ditopang oleh sumber daya publik, baik melalui sumbangan langsung masyarakat, dana APBN dan APBD, maupun donasi dari mitra gerakan internasional.  "Itu semua adalah bentuk dukungan publik,” papar Menteri ESDM 201-2016 ini.

Sudirman mengingatkan pentingnya menjunjung tinggi Tujuh Prinsip Dasar Gerakan Kepalangmerahan Internasional:  kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kenetralan, kesatuan, dan kesemestaan.   Prinsip dasar ini menjadi pedoman dalam menghadapi berbagai dinamika dan tantangan operasi kemanusiaan ke depan.  

“Dunia kemanusiaan kita sedang menghadapi sejumlah tantangan, termasuk didalamnya perubahan iklim, bencana yang mengalami evolusi bentuk dan frekuensinya, kesenjangan derajat kesehatan dan kesejahteraan, dan konflik di berbagai penjuru dunia.   Situasi ini akan mendorong perpindahan manusia (migrasi), yang memerlukan respon Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah seluruh dunia,” paparnya.

PMI sebagai salah satu perhimpunan nasional sedang terus memperkokoh kapasitas operasi dan kapasitas organisasinya, melalui berbagai inisiatif transformasi.  Ditekankan pentingnya menjaga tata nilai dan kultur PMI yang terus mengedepankan semangat melayani dan memberi.  

“PMI harus mampu meneguhkan dirinya sebagai oase ketulusan, dan kita yang hadir disini harus bertekad untuk menjadi penjaga oase itu.  Kita semua yang masuk ke PMI baik sebagai relawan, staf, maupun pengurus, tidak boleh punya motif lain kecuali memberi dan melayani warga di manapun, dan siapapun tanpa membedakan asal usulnya,” papar Sudirman di hadapan para Sekretaris dan Kepala Markas seluruh Indonesia, Sekjen PMI menandaskan.

Pada kesempatan ini, Sudirman Said juga menjelaskan mengapa ia berkeputusan non-aktif dari posisi sebagai Sekjen PMI. “Untuk menjaga netralitas PMI, saya harus  mengambil jarak dengan PMI pada saat kegiatan politik memerlukan perhatian lebih.   Insya Allah mulai awal tahun depan ada pengganti Sekjen, dan saya tetap akan membantu PMI dalam peran yang berbeda,” kata Sudirman.

Rapat Kordinasi Teknis Sekrtaris dan Kepala Markas  PMI Provinsi se-Indonesia berlangsung di Jakarta, dari tanggal 12 sampai dengan 13 Desember 2022.  Rakornis ini menghasilkan sejumlah keputusan untuk melanjutkan penguatan organisasi di setiap level, sebagaimana dirumuskan dalam Perencanaan Strategis PMI 2019-2024.

Sebelumunya, dalam pembukaan Rakornis, Senin (12/12/2002), Ketua Umum PMI, Jusuf Kalla, menjelaskan bahwa PMI seperti ada di tengah, antara tangan di atas dan tangan dibawah.  Tangan di atas adalah para donatur penyokong PMI, tangan di bawah adalah masyarakat yang membutuhkan. 

“PMI hadir di tenganya sebagai penyambung, yang menghubungkan kedua pihak itu.  Karena itu organisasi PMI harus kuat, dikelola dengan transparan dan professional,” kata Jusuf Kalla. 

Ketua Umum PMI ini menjelaskan peran sekjen dan dekretaris seperti CEO atau managing director dalam perusahaan; sedangkan kepala markas adalah COO-nya.  

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement