Rabu 14 Dec 2022 21:15 WIB

Calon Menteri Brasil: Pelaku Kerusuhan akan Dihukum

Aparat yang gagal menahan perusuh juga akan dihukum

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
 Mantan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva berbicara kepada para pendukungnya setelah mengalahkan petahana Jair Bolsonaro dalam pemilihan presiden putaran kedua untuk menjadi presiden negara berikutnya, di Sao Paulo, Brasil, Ahad, 30 Oktober 2022.
Foto: AP/Andre Penner
Mantan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva berbicara kepada para pendukungnya setelah mengalahkan petahana Jair Bolsonaro dalam pemilihan presiden putaran kedua untuk menjadi presiden negara berikutnya, di Sao Paulo, Brasil, Ahad, 30 Oktober 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Calon menteri kehakiman Brasil berjanji akan meminta pertanggungjawaban pendukung Presiden Jair Bolsonaro yang membakar bus dan menyerang polisi di hari pihak berwenang meresmikan kemenangan Presiden terpilih Inacio Lula da Silva.

Pada GloboNews, Rabu (14/12/2022) Flavio Dino mengatakan setiap pihak berwenang yang dinilai gagal menahan perusuh di Brasilia pada Senin (12/12/2022) malam juga akan dihukum. Ia menegaskan tidak akan ada pengampunan.

Dua orang sumber mengatakan anggota senior Mahkamah Agung Brasil (STF) dan Pengadilan Elektoral Federal (TSE) yakni pasukan keamanan Brasilia terlalu lunak dan seharusnya bertindak lebih tegas. Pernyataan ini menjadi contoh lain ketegangan antara sistem peradilan dan penegak hukum distrik federal.

Dalam wawancaranya, Senin malam, kepala keamanan Brasilia Julio Danilo membantah kegagalan pasukan keamanan. Ia mengatakan mereka yang terlibat dalam kerusuhan akan diidentifikasi dan dimintai pertanggung jawaban.

Kerusuhan hari Senin kemarin dilakukan pendukung Bolsonoro. Mereka membakar mobil, bus dan mencoba menerobos masuk markas besar kepolisian federal setelah pemimpin unjuk rasa ditahan.

Kerusuhan ini menjadi puncak dari ketegangan usai pemilu. Meski tidak menghalangi proses perpindahan kekuasaan tapi Bolsonaro menolak untuk mengakui kekalahan.

Beberapa pendukungnya berkemah di depan pangkalan militer mendesak angkatan bersenjata membatalkan hasil pemilihan umum bulan Oktober lalu. Pendukung Bolsonaro menggunakan teori konspirasi hasil pemilih "dicuri" sebagai dasarnya.

Dino mengatakan ia berharap pengunjuk rasa melihat kesia-siaan tindakan mereka. Meminta para pendukung Bolsonaro itu pulang ke rumah masing-masing.

"Ini sudah selesai, halaman sudah dibalik, mari tatap ke depan, pada 2026 akan ada pemilihan baru lagi," katanya.

Meski terdengar optimistis tapi pakar keamanan mengatakan dalam waktu dekat situasi akan menjadi rumit.

"Masalahnya adalah, kami tidak tahu apakah ini peringatan atas apa yang akan datang aau bila mereka sudah mengosongkan ruangan," kata pakar keamanan militer dari Federal University of São Carlos,  João Roberto Martins Filho mengenai pelantikan Lula pada 1 Januari mendatang.

Dalam wawancaranya dengan GloboNews, Dino mengatakan ia masih menjaga kontak rutin dengan Gubernur Brasilia Ibaneis Rocah dan departemen keamanan publik mengenai keamanan pelantikan Lula. Tapi ia mencatat terdapat "kebungkaman aneh" dari pihak berwenang federal.

Sejak kalah dari Lula pada 30 Oktober lalu Bolsonaro hampir tidak berbicara ke publik. Satu-satunya komentar dari pemerintahannya berasal dari Menteri Kehakiman Anderson Torres pada Senin lalu.

"Tidak ada yang membenarkan adegan menyedihkan yang kami lihat di Brasilia," cicitnya di Twitter.

Anggota parlemen dari partai oposisi mempertanyakan mengapa tidak ada yang ditangkap dalam kerusuhan di Brasilia.

"Saya pikir ini waktunya untuk memikirkan lebih keras kelunakan pejabat pemerintah saat ini, mereka yang bertanggung jawab dan permisif dalam tindakan kriminal ini," kata anggota parlemen federal Fabio Trad.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement