REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Brainstorminc Entertainment Indonesia merilis trailer dan poster untuk film barunya, Adagium. Film yang disutradarai Rizal Mantovani itu bercerita tentang perumpamaan sebuah bangsa yang sangat beradab menghadapi ancaman, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
"Di dalam film, beberapa karakternya berbicara menggunakan "Adagium" (peribahasa) dari berbagai bahasa. Perang tidak selalu memerlukan senjata api, tapi perang terjadi setiap saat," kata produser film Adagium, Irving Artemas, dalam jumpa pers di Metropole XXI, Jakarta Pusat, Rabu (14/12/2022).
Dalam trailer berdurasi hampir dua menit, tiga sahabat Arga (Angga Asyafriena), Bian (Pangeran Lantang), dan Alenda (Jihan Elmira) berkonflik karena satu masalah tertentu. Arga memutuskan masuk militer, Jihan berkutat dengan dunia IT-nya, dan Bian pengemudi ojek daring.
Suatu hari, Jihan disekap teroris yang juga mengancam keselamatan negara. Jihan dipaksa menggunakan kemampuan IT-nya untuk menjatuhkan presiden. Sementara itu, Arga dan Bian berusaha menyelamatkan sahabatnya itu dari aksi penculikan tersebut.
Dalam trailer, Arga bergabung dengan militer dan menjalani pelatihan sebagai tentara. Sutradara Rizal menjelaskan proses syuting Adagium memang menggandeng tentara aktif sebagai pendamping.
"Banyak hal yang sifatnya sangat teknis ya, banyak senjata dan protokolnya TNI, dan lain-lain. Kita di-support ya setiap syuting, ada tim (TNI) di sana, selalu dikasih tahu tekniknya. Selalu ada TNI yang mendampingi," ujar Rizal.
Irving mengatakan tim produksi tidak mengalami kesulitan dalam proses perizinan karena hanya butuh dukungan saja. Selain dukungan staf, dia mengatakan tim produksi juga mendapat pinjaman alat-alat dan tempat untuk syuting.
"Kami bikin ceritanya itu di negara ini. Ya, mereka dengan senang hati support kita ya," kata dia.
Rizal mengatakan salah satu alasan dirinya menggarap film Adagium karena dia memang menyukai film dengan tema nasionalisme. Rizal menjabarkan Adagium merupakan film dengan pendekatan di mana negara sedang mengalami sesuatu, dengan latar belakang kisah cinta dan persahabatan. Rizal sangat tertarik ketika menerima ide cerita itu dari Irving.
"Saya langsung, ‘Wah ini kayaknya seru kalau dibikin, harus tetap Indonesia ya. Ada idealisme dari saya yang dari dulu kepengen bikin dan diwujudkan," kata Rizal.